Minggu, 24 November 2019

Gaya Bahasa Pleonasme Lagi Tautologi; Pengertian Serta Contohnya

Pengertian Pleonasme lagi Tautologi
Dalam KKBI versi daring ditemukan pengertian pleonasme dan tautologi. Pleonasme adalah pemakaian kata-kata yg lebih daripada apa yg diperlukan, misalnya dalam kalimat kita harus lagi wajib saling menghormati. Sedangkan tautologi adalah pengulangan gagasan, pernyataan, alias kata yg berlebih lagi tidak diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal.

Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian lagi Contohnya

Secara praktis Pleonasme dan Tautologi disamakan, namun ada yg ingin membedakan keduanya.

Menurut Poerwadarminta, Pleonasme adalah pemakaian kata yg mubazir (berlebihan), yg sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat; saling tolong menolong).

Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yg berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, suatu acuan disebut tautologi kalau kata yg berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yg lain (Gorys Keraf).

Contoh Pleonasme
Saya sedia mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.

Dia sedia menebus sawah itu dengan uang tabungannya sendiri.

Ayah sedia menyaksikan kecelakaan tersebut dengan mata kepalanya sendiri.

Kamilah yg memikul peti jenazah itu di atas bahu kami sendiri.

Mereka mendengar fitnahan itu dengan telinga mereka sendiri.

Para petani menggarap sawah yg luas itu dengan tenaga lagi keringat mereka sendiri.

Bangkai tikus yg busuk lagi menjijikkan itu mencemarkan seluruh ruangan.

Penduduk desa Tumbuh Mulia saling tolong menolong setiap saat sepanjang waktu.
(H.G. Tarigan).

Ungkapan di atas adalah pleonasme karena semua acuan itu tetap utuh dengan makna yg sama, walaupun dihilangkan kata-kata:

dengan tangan sendiri

dengan uang tabungannya sendiri

dengan mata kepalanya sendiri

di atas bahu kami sendiri

dengan tenaga lagi keringat mereka sendiri

yang busuk lagi menjijikkan itu

saling; sepanjang waktu


Contoh Tautologi
Kami tiba di rumah jam 4.00 subuh.

Orang yg meninggal itu menutup mata buat selama-lamanya.

Anak-anak asyik menyepak bola yg bundar bentuknya itu.

Acuan di atas disebut tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya mengulang kembali gagasan yg sudah disebut sebelumnya, yaitu subuh sudah tercakup dalam jam 4.00, menutup mata buat selama-lamanya sudah tercakap dalam meninggal, bundar sudah tercakup dalam bola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar