Senin, 25 November 2019

Pengertian Majas Metafora Kepada Contohnya

Pengertian Metafora

Dalam buku Pengajaran Gaya Bahasa karangan Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan ditemukan asal usul kata metafora, bahwa metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti ‘memindahkan’; dari meta ‘di atas; melebihi’ + pherein ‘membawa’.

Lalu, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan membuat pengertian, metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yg paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yg satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yg dipikirkan, yg menjadi objek; beserta yg satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi; beserta kita menggantikan yg belakangan itu menjadi yg terdahulu tadi.

Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian beserta Contohnya

Sementara pengertian metafora menurut beberapa ahli antar lain: Metafora menyatakan sesuatu sebagai hal yg sama ataupun seharga dengan hal lain, yg sesungguhnya tidak sama (Altenbernd).

Metafora sama dengan perbandingan yg implisit, jadi tanpa kata seperti ataupun sebagai di antara dua hal yg berbeda (Anton M. Moeliono).

Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yg berdasarkan persamaan ataupun perbandingan (Poerwadarminta).

Metafora yakni membuat perbandingan antara dua hal ataupun benda untuk menciptakan suatu kesan mental yg hidup walaupun tidak dinyatakan secara bergolak spesifik dengan penggunaan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa, seperti dengan perumpamaan (Dale dalam Tarigan, 2009: 15).

Metafora adalah semacam analogi yg membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yg singkat (Gorys Keraf).

Lanjut Keraf, metafora sebagai pembanding langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagaikan, beserta sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses terjadinya sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan beserta pokok pertama dihilangkan, misalnya:

Pemuda adalah seperti bungan bangsa.
Pemuda adalah bunga bangsa.
Pemuda bunga bangsa.

Secara rinci, Rachmat Djoko Pradopo dalam bukunya “Pengkajian Puisi” menyatakan bahwa Metafora terdiri dari dua term ataupun dua bagian, yaitu term pokok (principal term) beserta term kedua (secondary term). Term pokok disebut juga tenor menyebutkan hal yg dibandingkan, sedang term kedua ataupun vehicle adalah hal yg untuk membandingkan. Misalnya ‘Bumi’ adalah permpuan jalang’: ‘Bumi’ adalah term pokok, sedangkan ‘perempuan jalang’ term kedua ataupun vehicle.

Jadi, berdasarakan beberapa pengertian di atas bisa disimpilkan bahwa majas metafora yaitu majas yg membandingkan dua hal secara implisit yakni dengan tanpa menggunakan kata-kata pembanding (seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa, beserta lain sebagainya). Sehingga metafora lebih terkesan menohok ketimbang simile.


Contoh Majas Metafora

Nani jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Mereka ditimpa celaka
Aku terus memburu untung
Perpustakaan gudang ilmu
Koran sumber informasi
Mina buah hati Edi
Dia anak emans pamanku
Pendidikan soko guru pembangunan
Kata adalah pedang tajam


Contoh metafora dalam sebuah kalimat

Kapten kesebelasan itu mendapat kartu merah.
Gadis itu menjadi buah bibir orang kampung.
Kemarin dia menerima surat kertas hijau dari pacarnya.
Pendidikan jelas memelekkan mata hati ke arah kemajuan.
Saya adalah tumpuan harapan keluarga saya.
Dengan hasil panen itu, kami merasa mendapat durian runtuh.
Kasihan mereka, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Pak Ogah lintah darat, jangan bergaul dengan dia.
Tak ada gunanaya berdebat dengan orang yg berkepala batu.
Aminah kembang desa kami.
Anak adalah buah hati orang tua.
Pemuda adalah bungan bangsa.
Saya menerima cindera mata dari teman sekelas.
Orang itu benar-benar buaya darat.
Pedagang itu sungguh-sungguh ular berkepala dua.
Rakyat adalah tiang negara.
Gerak geriknya menarik hati.
Kata-katanya mendinginkan kepala.
Fitnahnya menaikkan darah kami.
Pendidikan jalan menuju kemajuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar