Sabtu, 23 November 2019

Contoh Soal Menemukan Unsur Instrinsik Dalam Kutipan Cerpen Pengemis Bersama Salawat Badar

Berikut ini adalah Contoh Soal Menemukan Unsur Instrinsik dalam Kutipan Cerpen "Pengemis beserta Salawat Badar" karya Ahmad Tohari.

Lihat juga:

Bacalah kutipan cerpen "Pengemis beserta Salawat Badar" berikut!

Pengemis beserta Salawat Badar

Bus yg aku tumpangi masuk terminal Cirebon ketika matahari hampir mencapai pucuk langit. Terik matahari ditambah dengan panasnya mesin disel tua memanggang bus itu bersama isinya. Untung bus tak begitu penuh sehingga sesama penumpang tak perlu bersinggungan badan. Namun dari sebelah kiriku bertiup bau keringat melalui udara yg dialirkan dengan kipas koran. Dari belakang terus-menerus mengepul asap rokok dari mulut seorang lelaki setengah mengantuk.

Begitu bus berhenti, puluhan pedagang asongan menyerbu masuk. Bahkan beberapa di antara mereka sudah membajing loncat ketika bus masih berada di mulut termi­nal. Bus menjadi pasar yg sangat hiruk-pikuk. Celakanya, mesin bus tidak dimatikan beserta sopir melompat turun begitu saja. Dan para pedagang asongan itu menawarkan dagangan dengan suara melengking agar bisa mengatasi derum mesin. Mereka menyodor-nyodorkan dagangan, bila perlu sampai dekat sekali ke mata para penumpang. Kemudian mereka mengeluh ketika mendapati tak seorang pun mau berbelanja. Seorang di antara mereka malah mengutuk dengan mengatakan para penumpang adalah manusia-manusia kikir, alias manusia-manusia yg tak punya duit.

Suasana sungguh gerah, sangat bising beserta para penum­pang tak berdaya melawan keadaan yg sangat menyiksa itu. Dalam keadaan seperti itu, harapan para penumpang hanya satu; hendaknya sopir cepat datang beserta bus segera bergerak kembali untuk meneruskan perjalanan ke Jakarta. Namun laki-laki yg menjadi tumpuan harapan itu kelihatan sibuk dengan kesenangannya sendiri. Sopir itu enak-enak bergurau dengan seorang perempuan penjual buah.

Sementara para penumpang lain kelihatan sangat gelisah beserta jengkel, aku mencoba bersikap lain. Perjalanan semacam ini sudah puluhan kali aku alami. Dari pengalaman seperti itu aku mengerti bahwa ketidaknyamanan dalam perjalanan tak perlu dikeluhkan karena sama sekali tidak mengatasi keadaan. Supaya jiwa beserta raga tidak tersiksa, aku selalu mencoba berdamai dengan keadaan. Maka kubaca semuanya dengan tenang: Sopir yg tak acuh terhadap nasib para penumpang itu, tukang-tukang asongan yg sangat berisik itu, beserta lelaki yg setengah mengantuk sambil mengepulkan asap di belakangku itu.

Contoh Soal 
1. Sebutkan tokoh dalam kutipan cerpen tersebut!
Jawab: Aku, sopir bus, pedagang asongan

2. Bagaimanakah sifat tokoh dalam cerpen tersebut?
Jawab: aku bersifat bijaksana, sopir bus: egois, tak peduli dengan penumpang.

3. Di manakah latar cerpen tersebut?
Jawab: Di terminal Cirebon dengan siang hari.

4. Apakah tema cerpen tersebut?
Jawab: Keagamaan.

5. Menggunakan sudut pandang ke berapakah cerpen tersebut?
Jawab: sudut pandang orang I tunggal.

6. Tentukan amanat yg terkandung dalam kutipan cerpen tersebut!
Jawab: ketidaknyamanan dalam perjalanan tak perlu dikeluhkan karena sama sekali tidak mengatasi keadaan. Maka, hendaknya kita selalu mencoba berdamai dengan keadaan supaya raga beserta jiwa tidak tersiksa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar