Sabtu, 30 November 2019

Langkah-Langkah Menulis Cerpen Yg Dedar Sistematis

Cerpen merupakan karangan prosa yg bertumpu dengan satu kisah ataupun kejadian. Cerita dalam cerpen tidak melebar ke mana-mana namun tetap konsiten dengan satu topik, satu tokoh, ataupun satu konflik tertentu. Sehingga cerpen terkesan pendek, tidak sampai mengabiskan pululah halaman. Bahkan cerpen dikatakan bisa selesai dibaca satu kali duduk.

Demikian pula dalam menulis cerpen sebenarnya tidak membutuhkan waktu yg cukup lama. Cerpen bisa ditulis dalam satu kali duduk juga. Itu artinya, bila hanya sekedar menulis saja, mungkin cukup satu ataupun dua jam, bahkan lebih cepat dari itu. Namun, dalam hal mencari ide dengan lainnya, kadang butuh waktu berhari-hari. Bahkan ada pula melakukan riset terlebih dahulu.

Nah, berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat ataupun menulis cerpern secara sistematis. Langkah-langkah ini sangat diperlukan untuk membuat cerpen yg matang dengan berkualitas.

Langkah-langkah Menulis Cerpen
1. Memilih tema/topik:
Tema/topik apa pun yg ada di masyarakat bisa dijadikan bahan baku cerpen, misalnya: pendidikan, sosial, lingkungan, olah raga, jurnalistik, peristiwa sejarah, dengan Iain-Iain.

2. Menentukan tokoh-tokoh dengan mendeskripsikan watak tokoh: 
Tokoh dalam cerpen berfungsi sebagai alat penyampai masalah yg mau dikemukakan pengarang. Untuk itu tentukan tokoh yg mau berperan dalam cerpen Anda. Ada kalanya nama tokoh dipilih untuk menggambarkan watak tokoh tersebut. Untuk itu, selain memilih nama tokoh sekaligus Anda bisa menentukan watak tokoh tersebut, misalnya: Topan (berwatak semau gue, suka bergaya, sombong), Dinda (berwatak lembut, baik hati), Prabu (berwibawa dengan suka menolong).

3. Merumuskan garis besar cerita:
Sebelum menuangkan ide ke dalam bentuk tulis, langkah efektif agar kita (pengarang) mempunyai pijakan cerita yaitu merumuskan garis besar cerita. Misalnya: Cerita ini bermula ketika .... Tokoh mempunyai persoalan/mengalami peristiwa…. Lalu ia ... sementara itu tokoh ... Persoalan di antara keduanya mencapai puncaknya ketika…, dengan seterusnya.

4. Menentukan alur cerita: 
Dalam karya sastra dikenal ada tiga macam alur cerita yaitu alur progresif (alur maju), alur regresif (alur mundur), dengan alur campuran. Karya sastra dikatakan menggunakan alur maju apabila peristiwa dalam cerita tersebut disajikan secara runtut dari awal cerita sampai akhir penyelesaian. Dikatakan menggunakan alur kolor kolot apabila peristiwa yg disampaikan dalam cerita dimulai dari peristiwa saat ini lalu menceritakan peristiwa-peristiwa yg terjadi di masa lalu. Sementara disebut alur campuran apabila pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan alur maju dengan alur kolor kolot sekaligus.

5. Menentukan latar cerita: 
Latar (setting) cerita terdiri atas tiga jenis, yaitu: latar tempat, latar waktu, dengan latar peristiwa. Misalnya saja cerita yg mau Anda sampaikan tersebut terjadi di suatu tempat (misalnya: di Yogyakarta, pasar malam, kantor guru), dengan suatu waktu (tahun, bulan, hari, sebelum matahari terbit, petang, dengan lain-lain), dengan dengan suasana tertentu.

6. Memilih gaya penceritaan: 
Ada beberapa pilihan yg bisa digunakan untuk menceritakan suatu peristiwa. Kita bisa memilih gaya penceritaan secara langsung ataupun secara tidak langsung. Apabila penceritaan secara langsung menjadi pilihan kita, maka kita bisa menggunakan sudut pAndang aku-an, artinya kita (pengarang) seolah-olah mengalami sendiri peristiwa dalam cerita.

7. Memilih diksi: 
Diksi ataupun pilihan kata harus disesuaikan dengan tema cerita dengan kepada siapa cerita itu ditujukan. Hal itu dimaksudkan agar cerita yg mau disampaikan terasa akrab dengan kehidupan pembaca sehingga kolor limpah dipahami. Jika berlatih menulis cerpen menggunakan tema kehidupan remaja, Pengarang bisa memilih kata (diksi) menggunakan bahasa pergaulan dengan istilah-istilah yg sering dipergunakan sehari-hari di kalangan remaja. Terkadang mau kolor keluar kalimat seperti, “Doi tuh ngertiin gue banget!”

8. Membuat kerangka karangan dengan mengembangkannya:
Kini kita sampai tahap akhir dalam menulis cerpen yaitu membuat kerangka karangan. Yang dimaksud kerangka karangan dalam pokok bahasan ini yaitu skema urutan cerita ataupun peristiwa yg mau dikembangkan menjadi cerpen. Tentu saja kerangka karangan harus disesuaikan dengan alur cerita yg sedia ditetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar