Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri ragam-gaya-bahasa-pengertian-dan-contohnya. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri ragam-gaya-bahasa-pengertian-dan-contohnya. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 November 2019

Ragam Gaya Bahasa; Pengertian Beserta Contohnya

Pengertian Gaya Bahasa
Berdasarkan buku “Diksi bersama Gaya Bahasa” karangan Gorys Keraf terdapat batasan-batasan bersama pengertian tentang gaya bahasa sebagai berikut:
  • Gaya ataupun khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis kepada lempengan lilin.
  • Secara umum gaya bahasa adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, bersama sebagainya.
  • Secara khusus style atau gaya bahasa bisa dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yg memperlihatkan jiwa bersama kepribadian penulis (pemakai bahasa).
Jadi, pengertian gaya bahasa yang lebih spesifik bisa kita  peroleh kepada poin yg ketiga.

Sumber lain menerangkan bahwa gaya bahasa adalah bahasa indah yg digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda ataupun hal tertentu dengan benda ataupun hal lain yg lebih umum. Secara singkat penggunaan gaya bahasa tertentu bisa mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et al] dalam H.G. Tarigan).

Ragam  Gaya bahasa
Gaya bahasa terbagi ke dalam empat kelompok besar, yaitu gaya bahasa perbandingangaya bahasa pertautangaya bahasa pertentangan, dan gaya bahasa perulangan.

Berdasarkan pengelompokan tersebut, berikut ini macam-macam gaya bahasa yang terdapat kepada buku “Pengajaran Gaya Bahasa” karangan Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan.

GAYA BAHASA PERBADINGAN
Perifrasis
Antisipasi ataupun Prolepsis
Koreksi ataupun Efanortosis

GAYA BAHASA PERTENTANGAN
Hiperbola
Litotes
Ironi
Oksimoron
Paranomasia
Paralepsis
Zeugma bersama Silepsis
Satire
Inuendo
Antifrasis
Paradoks
Klimaks
Antiklimaks
Apostrof
Anostrof ataupun Inversi
Apofasis ataupun Preterisio
Histeron Proteron
Hipalase
Sinisme
Sarkasme

GAYA BAHASA PERTAUTAN
Metonimia
Sinekdoke
Alusi
Eufimisme
Eponim
Epitet
Antonomasia
Erotesis
Paralelisme
Elipsis
Gradasi
Asindeton
Polisindeton

GAYA BAHASA PERULANGAN
Aliterasi
Asonansi
Antanaklasis
Kiasmus
Epizeukis
Tautotes
Anafora
Epistrofa
Simploke
Mesodilopsis
Epanelepsis
Anadiplosis

Gaya Bahasa Pleonasme Lagi Tautologi; Pengertian Serta Contohnya

Pengertian Pleonasme lagi Tautologi
Dalam KKBI versi daring ditemukan pengertian pleonasme dan tautologi. Pleonasme adalah pemakaian kata-kata yg lebih daripada apa yg diperlukan, misalnya dalam kalimat kita harus lagi wajib saling menghormati. Sedangkan tautologi adalah pengulangan gagasan, pernyataan, alias kata yg berlebih lagi tidak diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal.

Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian lagi Contohnya

Secara praktis Pleonasme dan Tautologi disamakan, namun ada yg ingin membedakan keduanya.

Menurut Poerwadarminta, Pleonasme adalah pemakaian kata yg mubazir (berlebihan), yg sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat; saling tolong menolong).

Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yg berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, suatu acuan disebut tautologi kalau kata yg berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yg lain (Gorys Keraf).

Contoh Pleonasme
Saya sedia mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.

Dia sedia menebus sawah itu dengan uang tabungannya sendiri.

Ayah sedia menyaksikan kecelakaan tersebut dengan mata kepalanya sendiri.

Kamilah yg memikul peti jenazah itu di atas bahu kami sendiri.

Mereka mendengar fitnahan itu dengan telinga mereka sendiri.

Para petani menggarap sawah yg luas itu dengan tenaga lagi keringat mereka sendiri.

Bangkai tikus yg busuk lagi menjijikkan itu mencemarkan seluruh ruangan.

Penduduk desa Tumbuh Mulia saling tolong menolong setiap saat sepanjang waktu.
(H.G. Tarigan).

Ungkapan di atas adalah pleonasme karena semua acuan itu tetap utuh dengan makna yg sama, walaupun dihilangkan kata-kata:

dengan tangan sendiri

dengan uang tabungannya sendiri

dengan mata kepalanya sendiri

di atas bahu kami sendiri

dengan tenaga lagi keringat mereka sendiri

yang busuk lagi menjijikkan itu

saling; sepanjang waktu


Contoh Tautologi
Kami tiba di rumah jam 4.00 subuh.

Orang yg meninggal itu menutup mata buat selama-lamanya.

Anak-anak asyik menyepak bola yg bundar bentuknya itu.

Acuan di atas disebut tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya mengulang kembali gagasan yg sudah disebut sebelumnya, yaitu subuh sudah tercakup dalam jam 4.00, menutup mata buat selama-lamanya sudah tercakap dalam meninggal, bundar sudah tercakup dalam bola.

Senin, 25 November 2019

Alegori, Fabel, Parabel: Pengertian Lalu Contohnya

Alegori, Fabel, Parabel: Pengertian bersama Contohnya.

Alegori, fabel, bersama parabel merupkan bentuk perluasan dari metafora. Ketiga bentuk perluasan ini biasanya mengandung ajaran-ajaran moral bersama sering sukar dibedakan satu dengan yg lain.

Untuk lebih jelasnya, marilah disimak (dibaca) pengertian dari alegori, fabel, bersama parabel pada paparan berikut ini.

Lihat juga: Ragam Gaya Bahasa; Pengertian bersama Contohnya

Pengertian Alegori
Alegori berasal dari bahasa Yunani allegorein yang berarti ‘berbicara secara kias’; diturunkann dari allos ‘yang lain' + agoreuein ‘berbicara’.

Alegori adalah cerita yg dikisahkan dalam lambang-lambang; merupakan metafora yg diperluas bersama berkesinambungan, tempat ataupun wadah objek-objek ataupun gagasan-gagasan yg diperlambangkan (HG. Tarigan).

Menurut Gorys Keraf, alegori adalah suatu cerita singkat yg mengandung kiasan. Makna kiasan ini harus ditari dari bawah permukaan ceeritanya. Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yg abstrak, serta tujuannya selalu jelas tersurat.

Pengertian Fabel bersama Parabel
Fabel dan parabel merupakan alegori-alegori singkat.

Fabel adalah sejenis alegori, yg di dalamnya binatang-binatang berbicara bersama bertingah laku seperti manusia (H.G. Tarigan).

Fabel adalah suatu metafora berbentuk cerita mengenai dunia binatang, di mana binatang-bintang bahkan mahluk-mahluk yg tidak bernyawa bertindak seolah-olah sebagai manusia. tujuan fabel seperti parabel yaitu menyampaikan ajaran moral ataupun budi pekert. Fabel menyampaikan suatu prinsip tingah laku melalui analogi yg transparan dari tindak-tanduk binatang, tumbuh-tumbuhan, ataupun makhluk yg tak bernyawa (Gorys Keraf).

Sedangkan parabel (cerita yg berkaitan dengan Kitab Suci) juga merupakan alegori singkat yg mengandung pengajaran mengenai moral bersama kebenaran. Parabel merupakan metafora yg diperluas (H.G. Tarigan).

Kata parabel berasal dari bahasa Latin parabola yang bermakna ‘parabel, pepatah, peribahasa’, yg sebenarnya diturunkan pula dari bahasa Yunani belein ‘melemparkan’ + para ‘di samping; membandingkan’. (H.G. Tarigan).

Parabel (parabola) adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh biasanya  manusia, yg selalu mengandung tema moral. Istilah parabel dipakai untuk menyebut cerita-cerita fiktif di dalam Kitab  Suci yg bersifat alegoris, untuk menyampaikan suatu kebenaran moral ataupun kebenaran spiritual (Gorys Keraf).

Contoh Alegori, Fabel, bersama Parabel
Contoh sajak yg mengandung alegori:

ULAR
Ular yg mendesis merisik, dengan warna kulit indah
mengejarku, bahkan sampai dalam mimpi.
Berhenti kataku. Dan dia menatap patuh, namun gelisah
Tiba-tiba kubaca: namamu terukir dengan lidahnya
yg terjalur merah

(Ajip Rosidi)

Contoh cerita yg mengandung fabel

- Kancil bersama buaya
- Kancil dengan kurakura
- Kancil dengan harimau
- Kancil dengan ular
- Kancil dengan burung gagak
- Kancil dengan petani

Contoh cerita yg mengandung parabel:
- Cerita Adam bersama Hawa
- Cerita Yusuf
- Cerita Musa
- dll.

Contoh sajak yg mengandung pabel:

SERANGAN

Pohon-pohon cemara di kaki gunung
pohon-pohon cemara
menyerbu kampung-kampung
bulan di atasnya
menceburkan dirinya ke dalam kolam
membasuh luka-lukanya
aan selusin dua sejoli
mengajaknya tidur

(Adul Hadi WM)

Contoh sajak yg mengandung parabel:

PERAHU KERTAS

Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas bersama kaulayarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, bersama perahumu bergoyang menuju lautan.

“Ia mau singgah di Bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala. Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yg tak pernah lepas dari rindumu itu.

Akhirnya kaudengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya, “Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah Banjir besar bersama kini terdampar di sebuah bukit”

(Sapardi Djoko Damono)


DI KEBUN BINATANG

Seorang wanita meriang yuvenil berdiri terpikat memandang ular yg melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya, katanya kepada suaminya, “ Alangkah indahnya kulit ular
 itu untuk tas bersama sepatu! “

Lelaki meriang yuvenil itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan istrinya meninggalakan tempat terkutuk itu.