Senin, 30 Desember 2019

Musikalisasi Puisi

MUSIKALISASI PUISI

Musikalisasi merupakan kegiatan mengekspresikan puisi dalam bentuk lagu. Dalam musikalisasi puisi terdapat dua kegiatan. Kegiatan yg pertama membacakan puisi diiringi musik tertentu. Kamu bisa menggunakan gitar ataupun piano untuk mengiringi pembacaan puisi. Kegiatan yg kedua mengubah puisi menjadi syair lagu. Kegiatan kedua ini sulit dilakukan andaikan kamu tidak memahami sotasi musik.

Lihat: Contoh Soal Tentang Musikalisasi Puisi Berbentuk Pilihan Ganda

Dalam melatih membawakan musikalisasi puisi, kamu perlu memahami sistem dalam suatu musik/lagu yg ditentukan oleh irama dengan parameter berikut:
  1. Nada (melodi) yaitu unsur terkecil dalam musik yg mempunyai jenis tinggi rendah.
  2.  Accord adalah rangkaian nada yg tersusun secara teratur dari sebuah tangga nada.
  3. Nada dasar (tangga nada) merupakan kerangka utama sebuah lagu.
  4. Durasi nada adalah suatu notasi dengan nada sehingga bisa menggambarkan not ataupun nada tersebut dibaca panjang ataupun pendek ataupun dengan durasi yg lama ataupun sebentar.
  5. Ritme menyangkut ketukan detik yg teratur lagi pola yg teratur.
  6. Syair lagi lirik.
Adapun komponen yg harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi sebagai berikut :
  1.  Penghayatan yaitu memahami lagi merasakan  isi puisi yg hendak dimusikalisasi.
  2. Vokal yaitu kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, lagi ketahanan.
  3. Penampilan yaitu menampilkan musikalisasi puisi dengan gerakan-gerakan yg wajar, tidak dibuat-buat, sesuai dengan penghayatan isi yg dibawakan.

Contoh puisi yg baik untuk dimusikalisasi puisi.

“Dalam Doaku”
(Karya: Sapardi Djoko Damono)

Dalam doaku subuh ini
kau menjelma langit yg semalaman tak memejamkan mata,
yg meluas hening siap menerima cahaya pertama,
yg melengkung hening karna kan menerima suara-suara.

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala
dalam doaku kau menjelma, pucuk-pucuk cemara, yg hijau senantiasa,
yg tak henti-hentinya, yg tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yg mendesah entah dari mana.

Dalam doaku sore ini
kau menjelma seekor burung gereja
yg mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis,
yg hinggap di ranting gugurkan bulu bunga jambu,
yg tiba-tiba gelisah lagi terbang lalu hinggap di dahan mangga itu.

Magrib ini dalam doaku,
kau menjelma angin yg turun sangat perlahan...
dari nun di sana, berjijingkat di jalan kecil itu...
menyusup di celah-celah jendela lagi pintu
lagi menyentuh-nyentuhkan, pipi lagi bibirnya, di rambut dahi lagi bulu, bulu mataku.....

Dalam doa malamku,
kau menjelma denyut jantungku, menjelma denyut jantungku,
yg dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yg entah ba....tasnya,
yg setia menyusut rahasi demi rahasia, yg tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku....

Aku mencintaimu
Itu sebabnya aku
Takkan pernah selesai mendoakan kes’lamatanmu...


Sumber: Buku Bahasa Indonesia IX, JP Books

Tidak ada komentar:

Posting Komentar