Rabu, 25 Desember 2019

Berpidato

Pidato adalah bentuk wacana di hadapan massa dengan tujuan tertentu. Tujuan pidato yaitu menyampaikan gagasan alias pesan kepada pendengar.

Unsur-unsur pidato meliputi : pembicara, materi alias bahan pembicaraan, lalu pendengar.

Kerangka pidato meliputi salam hormat, (sapaan), pembuka (pengantar materi), isi (uraian materi), lalu penutup (salam penutup).

Pada saat berpidato, sebaiknya kamu memperhatikan intonasi, artikulasi, lalu volume.

Intonasi merupakan ketepatan menyuarakan tinggi rendah perkataan. Artikulasi merupakan cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa (huruf, kata, frasa).

Sedangkan volume merupakan tingkat kenyaringan alias kekuatan (kerasa-lemahnya suara).
Jenis Pidato

Pidato memiliki empat jenis, yaitu:
1.    Impromtu
Secara umum pidato impromtu dilakukan dengan acara-acara yg tidak resmi lalu bersifat mendadak. Pembicara yg ditunjuk biasanya didasarkan dengan sosok yg dianggap tepat untuk memberikan “sepatah-dua patah kata” dengan acara tersebut. Karena penunjukannya yg mendadak ini, secara umum pembicara dengan pidato jenis impromtu ini:
a.    Tidak memerlukan persiapan khusus
b.    Tidak menggunakan alias membaca naskah (teks).
Contoh : Pidato dengan pesta ulang tahun, pesta perayaan, acara tunangan alias tukar cincin, pelmbukaan pameran.
2.    Manuskrip
Pidato jenis ini disampaikan dengan acara-acara yg bersifat resmi. Secara umum si pembicara hendaknya:
a.    Mepersiapkan diri dengan baik.
b.    Menggunakan alias membaca naskah (teks)
c.    Mebaca naskah alias teks tersebut dari awal hingga akhir.
Contoh: pidato yg dibaca pejabat pemerintah (pidato pemerintah), pidato parlemen.
3.    Memoriter
Bagi si pembicara, pidato jenis ini mempunyai tingkat kesulitan yg lebih tinggi dbandingkan pidato jenis manuskrip. Pembicara hendak mempersiapkan naskah alias teks terlebih dahulu. Kemudian pembicara berusaha menghafal lalu mengingat-ingatnya, baik kata demi kata alias juga kalimat secara garis besar, untuk disampaikan kepada pendengar (audient)
Karena sifatnya yg demikian, si pembicara secara umum hendaknya:
a.    Membuat catatan untuk isi pidato terlebih bergolak lepas dengan sebaik-baiknya.
b.    Melakukan persiapan penulisan naskah lalu berusaha untuk menghafalnya dengan baik.
c.    Si pembicara berusaha menghafal lalu mengingat isi pidatonya ketika tampil. Si pembicara tidak menggunakan alias membaca naskah (teks).
Contoh: pidato dari suatu perusahaan.
4.    Ekstempore
Ditinjau dari teori komunikasi, pidato jenis inilah pidato yg terbaik dibandingkan tiga jenis pidato lainnya. Pembicara yg sudah pernah mahir lalu mempunyai pengalaman biasanya menggunakan pidato jenis ini untuk melaksanakan tugas lalu menjalankan perannya. Dalam penyampaiannya, si pembicara tidak menggunakan naskah alias teks sehingga secara umum si pembicara hendaknya:
a.    Mempersiapka diri dengan sebaik-baiknya.
b.    Menambah pengetahuan dengan berbagai cara.
c.    Mepersiapakan naskah pidato untuk kemudian dipahami dengan sebaik-baiknya.
Contoh: Pidato instansi.
Menulis Pidato
Kamu beroleh menyusun pidato dengan memperhatikan langkah-langkah berikut:
1.    Menentukan tema alias pembicaraan yg disesuaikan dengan tujuan pidato.
2.    Mendaftar pokok-pokok yg hendak disampaikan dalam pidato.
3.    Menyusun kerangka pidato.
Kerangka pidato mengandung tiga bagian pokok sebagai berikut:
a.    Pendahuluan
Bagian ini berisi salam pembuka, ucapan syukur kepada Tuhan, ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yg terkait.
b.    Isi
Isi pidato harus sesuai dengan tujuan lalu tema alias pokok pembicaraan yg sudah pernah ditentukan sebelumnya.
c.    Penutup
Bagian ini merupakan kunci keseluruhan isi pidato. Bagian ini biasanya berupa seruan utnuk membangkitkan semangat, saran, harapan-harapan, ucapan terima kasih, permohonan maaf, lalu salam penutup.
4.    Menyusun alias mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah alias teks pidato dengan menggunakan kalimat yg bergolak suang dipahami.

Lihat: Contoh Soal Pidato Pilihan Ganda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar