Kamis, 24 Oktober 2019

Jenis-Jenis Teater

Jenis Teater  angsal dikelompokkan menjadi Jenis-Jenis Teater

Jenis-Jenis Teater angsal dikelompokkan menjadi:
1. Teater Boneka
2. Teater Musikal
3. Teater Gerak
4. Teater Dramatik
5. Teatrikalisasi Puisi

1. Teater Boneka

Pertunjukan boneka sudah pernah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dengan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda maupun kisah-kisah religius. Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yg berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yg dipegang dari bawah. Marionette, maupun boneka tali,  digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dengan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dengan menonton wayang secara langsung.

Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dengan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dengan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dengan melantunkan kisahnya.

2. Drama Musikal

Drama musikal merupakan pertunjukan teater yg menggabungkan seni menyanyi, menari, dengan akting. Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi, dengan gerak daripada dialog para pemainnya. Di panggung Broadway jenis pertunjukan ini sangat terkenal dengan biasa disebut dengan pertunjukan kabaret. Kemampuan aktor tidak hanya kepada penghayatan karakter melalui baris kalimat yg diucapkan tetapi juga melalui lagu dengan gerak tari. Disebut drama musikal karena memang latar belakangnya adalah karya musik yg bercerita seperti The Cats karya Andrew Lloyd Webber yg fenomenal. Dari karya musik bercerita tersebut kemudian dikombinasi dengan gerak tari, alunan lagu, dengan tata pentas.

Selain kabaret, opera angsal digolongkan dalam drama musikal. Dalam opera dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dengan lagu yg dinyanyikan disebut seriosa. Di sinilah letak perbedaan dasar antara Kabaret dengan opera. Dalam drama musikal kabaret, jenis musik dengan lagu bisa saja bebas tetapi dalam opera biasanya adalah musik simponi (orkestra) dengan seriosa. Tokoh-tokoh utama opera menyanyi untuk menceritakan kisah dengan perasaan mereka kepada penonton. Biasanya juga berupa paduan suara. Opera bermula di Italia kepada awal tahun 1600-an. Opera dipentaskan di gedung opera. Di dalam gedung opera, para musisi duduk di area yg disebut orchestra  pit di bawah dengan di depan panggung.

3. Teater Gerak

Teater gerak merupakan pertunjukan teater yg unsur utamanya adalah gerak dengan ekspresi wajah serta tubuh pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi maupun bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Teater gerak, tidak angsal diketahui dengan pasti kelahirannya tetapi ekspresi bebas seniman teater terutama dalam hal gerak menemui puncaknya dalam masa commedia del’Arte di Italia. Dalam masa ini pemain teater angsal bebas bergerak sesuka hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk memancing perhatian penonton. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.

Teater gerak yg paling populer dengan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai pertunjukan yg sunyi (karena tidak menggunakan suara), pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah polah gerak dengan mimik para pemainnya. Makna pesan sebuah lakon yg hendak disampaikan semua ditampilkan dalam bentuk gerak. Tokoh pantomim yg terkenal adalah Etienne Decroux dengan Marcel Marceau, keduanya dari Perancis.

4. Teater Dramatik

Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yg berdasar kepada dramatika lakon yg dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dengan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Mencoba menarik minat dengan rasa penonton terhadap situasi cerita yg disajikan. Menonjolkan laku aksi pemain dengan melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton tergugah. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan lakon. Karakter yg disajikan di atas pentas adalah karakter manusia yg sudah jadi, dalam artian tidak ada lagi proses perkembangan karakter tokoh secara improvisatoris (Richard Fredman, Ian Reade: 1996). Dengan segala konvensi yg ada di dalamnya, teater dramatik mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata.

5. Teatrikalisasi Puisi

Pertunjukan teater yg dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yg biasanya hanya dibacakan dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dengan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yg dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan wilayah kreatif bagi sang seniman karena mencoba menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dengan tata artistik di atas pentas.


Penulis: Indar Sabri, S.Sn, M.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar