Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri contoh-soal-essay-bahasa-indonesia. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri contoh-soal-essay-bahasa-indonesia. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Desember 2019

Kumpulan Soal Pilihan Gkamu Bahasa Indonesia Kelas 9

Berikut ini kumpulan soal pilihan ganda Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas 9, bank soal bahasa Indonesia SMP/MTs kelas 9, contoh soal untuk ujian nasional, ujian sekolah, ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (midle), dengan ulangan harian (UH).

Berikut ini kumpulan soal pilihan ganda Bahasa Indonesia SMP Kumpulan Soal Pilihan Gkamu Bahasa Indonesia Kelas 9
Lihat juga:


Sabtu, 28 Desember 2019

Contoh Soal Ulangan Harian 3 Panas Bahasa Indonesia Kelas 9 (Semester 1)

Berikut ini adalah contoh ulangn harian Bahasa Indonesia kelas IX. Contoh soal ini terdiri atas 4 (empat ) versi, yakni versi A, B, C, bersama D.

Lihat juga:
Ulangan Harian 3 Bahasa Indonesia (Versi A) Kelas IX

A. Soal Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yg tepat!
1. Penduduk desa Dasan Borok mulai berkarya (1) di sawah. Mereka mau menumbuhkan (2) padi. Karena musim penghujan sudah hadir (3). Mereka berharap panen tahun ini lebih baik.

Perbaikan pilihan kata dengan paragraf tersebut adalah ....
A. membajak, menanamkan, ada
B. membajak, bertanam, ada
C. membajak, ditanam, datang
D. membajak, menanam, datang

2. Semua siswa wajib merasakan upacara setiap hari Senin.

Perbaikan kata yg bercetak miring dengan kalimat tersebut yg tepat adalah ….
A. mengikuti
B. menjalani
C. mendalami
D. menyatakan

3. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yg kau utarakan kemarin, bersama yg kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah bersama ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yg pertama kepadaku.

Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. mentari meredup
B. mentari di sebelah barat
C. metika kerumunan tidak bersama
D. kebohongan yg disampaikan tokoh kamu

4. Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek rumah gedong itulah yg selalu diperbincangkan Kurdi disetiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun rumah gedungnya itu.

Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
A. pemberani
B. baik
D. egois
d. Sombong

5. Kutipan cerpen tersebut menggunakan POV...
A. orang I
B. orang II    
C. orang III
D. orang III pengamat

B. Soal Essay

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
6. Hal apa saja yg perlu diperhatikan dalam menyunting?
7. Sebutkan unsur intrinsik cerpen
8. Apakah yg dimaksud dengan menyunting?
9. Sebutkan syarat-syarat kalimat yg efektif
10. Buatlah 2 contoh kalimat  majemuk bertingkat!


Ulangan Harian 3 Bahasa Indonesia (Versi B) Kelas IX


A. Soal Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yg tapat!
1. Puskesmas Kasih adalah puskesmas yg banyak dikunjungi pasien. Dokternya ramah bersama terkenal bertangan panas (1). Setiap pasien yg bersilaturahmi (2), selalu dibantu (3) dengan baik. Tidak heran, jikalau banyak orang yg berobat ke Puskesmas itu.

Kata bercetak miring dengan paragraf tersebut tepat diganti dengan ....
A. dingin, berkunjung, ditolong
B. dingin, berobat, dianjurkan
C. dingin, berkunjung, disuntik
D. dingin, berobat, dilayani

2.    Peserta seminar diundang masuk ke ruangan.

Perbaikan kata yg dicetak miring dengan kalimat tersebut yg tepat adalah ….
A. dimohon   
B. diajak
C. disarankan   
D. diusahakan

3. Bacalah kutipan cerpen berikut!
“Oke anak-anak, siang ini saya mau mengumumkan hasil ujian kalian. Buat nama yg saya sebut, silakan menuju ke depan.”

Semua orang terlihat seperti mengikuti audisi pencarian bintang. Namun ketegangan tersebut tidaklah berlangsung lama, terutama ketika Pak Haikal mengambil sebuah kertas dari tas kerjanya.

Berdasarkan kutipan cerpen tersebut latar tempat terjadi di...
A. sekolah   
B. restoran
C. kantin    
D. bank

4. Sudut pandang pengarang dengan kutipan cerpen tersebut adalah....
A. orang I
B. orang II      
C. orang III pelaku utama
D. orang III pengamat

5. Kedatangan tim sepak bola Inggris  ke jakarta dibatalkan karena tragedi bom di JW marriot. Hal itu membuat kecewa pencinta Bola di tanah Air.

Perbaikan penggunaan huruf kapital dengan paragraf tersebut adalah...
A. Bola, Jakarta, Marriot, Air
B. Sepak, Jakarta, Marriot, Tanah
C. Tim, Jakarta, Marriot, Tanah
D. Jakarta, Marriot, bola, air

B. Soal Essay

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
6. Hal apa saja yg perlu diperhatikan dalam menyunting?
7. Sebutkan unsur intrinsik cerpen
8. Apakah yg dimaksud dengan menyunting?
9. Sebutkan syarat-syarat kalimat yg efektif
10. Buatlah 2 contoh kalimat  majemuk bertingkat!


Ulangan Harian 3 Bahasa Indonesia (Versi C) Kelas IX

A. Soal Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yg tapat!
1. Degradasi lingkungan yg parah di sungai citarum, dari wilayah hulu hingga hilir, memicu terjadinya bencana banjir tahunan yg menimpa kabupaten bandung hingga kabupaten karawang yg berjarak 196 kilometer di jawa barat

Berdasarkan paragraf di atas, kata-kata yg seharusnya ditulis huruf kafital adalah...
A. Degradasi, Citarum, Bandung, Karawang, Kilometer, Jawa Barat
B. Degradasi , Sungai, Citarum, Kabupaten, Bandung, Karawang, Jawa Barat
C. Degradasi, Hulu, Hilir, Bandung, Karawang, Jawa Barat
D. Degradasi, Sungai, Citarum, Bndung, Karawang, Jawa Barat

2. Menurut berita di surat kabar,  korban penyakit flu burung sudah mewabah banyak sekali.

Perbaikan kalimat tersebut agar menjadi kalimat yg efektif adalah....
A. menghilangkankata mewabah bersama sekali
B. meletakkan kata mewabah setelah kata sangat
C. memindahkan kata sudah sebelum kata sangat
D. menemoatkan kata sudah bersama banyak sebelum kata korban

3. 1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yg sukses bersama kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).

Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ dengan kutipan cepen tersebut sombong terletak dengan kalimat bernomor .…
A. (1) bersama (2)
B. (2) bersama (3)
C. (3) bersama (4)
D. (4) bersama (5)

4. Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku, bersama ku mau selalu menganggap bohong apa pun yg kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yg itu ... yg dua kali kau sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak mau pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu agak merusak cintaku.

Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong angsal diketahui melalui ….
A. tingkah laku tokoh kamu
B. tingkah laku tokoh aku
C. dialog tokoh kamu
D. dialog tokoh aku

5. Kesadaran orang … membuat raga makin bugar semakin tinggi. Jika bosan berolahraga di taman kota, cobalah berolahraga di pantai. Selain mendapat suasana baru, udara di pantai lebih segar bersama bersih … jauh dari polusi.

Kata penghubung yg tepat untuk melengkapi paragrap tersebut …
A. untuk, sehingga        
B. agar, untuk
C. untuk, karena       
D. supaya, sebab

B. Soal Essay

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
6. Sebutkan syarat pargraf yg padu
7. Deskripsi peristiwa dalam laporan memuat hal apa saja?
8. Apakah yg dimaksud dengan kalimat majemuk bertingkat?
9. Sebutkan, konjungsi apa yg dipakai dengan kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu!
10. Apakah yg dimaksud amanat dalam cerpen?


Ulangan Harian 3 Bahasa Indonesia (Versi D) Kelas IX


1. “Oke anak-anak, siang ini saya mau mengumumkan hasil ujian kalian. Buat nama yg saya sebut, silakan menuju ke depan.”

Semua orang terlihat seperti mengikuti audisi pencarian bintang. Namun ketegangan tersebut tidaklah berlangsung lama, terutama ketika Pak Haikal mengambil sebuah kertas dari tas kerjanya.

Berdasarkan kutipan cerpen tersebut latar tempat terjadi di...
A. sekolah   
B. restoran
C. kantin    
D. bank

2. Sudut pandang pengarang dengan kutipan cerpen tersebut adalah...
A. orang I    
B. orang II
C. orang III pelaku utama
D. orang III pengamat

3. Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek rumah gedong itulah yg selalu diperbincangkan Kurdi disetiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun rumah gedungnya itu.

Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
A. pemberani
B. baik
C. egois
D. sombong

4. Pada beberapa daerah pedesaan yg belum tersentuh jaringan PAM, air bersih kadang jadi barang langka. Pada kondisi itu diperlukan tehnologi tepat guna yg mampu menciptakan air bersih dari sumber air yg sudah tercemar.

Kata yg perlu disunting adalah . . . .
A. beberapa dihilangkan, jadi diganti menjadi, barang dihilangkan
B. dengan diganti di, tehnologi diganti teknologi
C. dengan diganti di, beberapa dihilangkan
D. beberapa dihilangkan, tehnologi diganti technology

5. Humor (1) harus disampaikan dengan cara (2) yg baik. Jangan memakai kekurangan orang alias cacat (3) teman sebagai humor. Meskipun lucu jangan menyakiti hati teman yg dilucukan (4). Humor seperti itu bukanlah humor yg cerdas (5).

Kata-kata bercetak miring dalam paragraf tersebut jikalau diurutkan dalam bentuk kamus kecil, urutan yg tepat adalah . . . .
A. (3), (2), (1), (4), (5)
B. (3), (2), (5), (1), (4)
C. (3), (2), (4), (5), (1)
D. (3), (1), (2), (4), (5)

B. Soal Essay

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
6. Sebutkan syarat pargraf yg padu
7. Deskripsi peristiwa dalam laporan memuat hal apa saja?
8. Apakah yg dimaksud dengan kalimat majemuk bertingkat?
9. Sebutkan, konjungsi apa yg dipakai dengan kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu!
10. Apakah yg dimaksud amanat dalam cerpen?

Lihat Juga:
Contoh Ulangan Harian 2 Bahasa Indonesia kelas 9 (Semester 1) Versi A
Contoh Ulangan Harian 4 Bahasa Indonesia 9 (Semster 1)  

Minggu, 29 Desember 2019

Contoh Ulangan Harian 2 Bahasa Indonesia Kelas 9 (Semester 1) Versi A

Halo pengunjung setia Blog Bahasa Indonesia.

Oya, kembali bergolak ingin berbagi kepada Anda. Kali ini tentang soal-soal ulangan harian Bahasa Indonesia kelas 9 semester 1.

Lihat juga:
Nah, inilah dia contoh ulangan harian bahasa Indonesia kelas 9.

ULANGAN HARIAN 2 (Versi A)

Kerjakan soal-soal berikut!

Syair berikut untuk mengerjakan soal nomor  1 lagi 3.
Syair Perahu
(Hamzah Fansuri)

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah,
Membetulkan jalan tempat berpindah
Di sanalah i’tikat diperbetuli sudah


Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai bergolak remaja arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan.


1. Tentukan tema kutipan “Syair Perahu” tersebut!
2. Tentukan pesan “Syair Perahu” tersebut!
3. Buatlah contoh kalimat pergeseran makna sinestesia lagi ameliorasi!
4. Tentukan perubahan makna kata dalam kalimat berikut!
    a. Pak Irawan menjadi guru yg disiplin lagi penuh tanggung jawab.
    b. Belajar dari pengalaman pahitnya, sekarang ia menjadi orang sukses.
5. Sebutkan unsur-unsur resensi!

Selasa, 31 Desember 2019

Contoh Soal Dialog Interaktif Essay

Dialog interaktif merupakan masalah perbincangan dua orang atau  lebih yg membahas suatu masalah. Lihat pembahasan selengkapnya:
Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif 
Berikut ini disajikan contoh soal dialog interaktif berbentuk essay,
Lihat juga:
Contoh Soal Pilihan Ganda - Dialog Interaktif ,  
Contoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9
Kerjakan soal-soal berikut!

A. Dialog berikut untuk mengerjakan soal 1-4.

Penanya    : “Langkah apa yg dilakukan pemerintah dalam hal mengadakan pupuk?”

Narasumber    : “Ada beberapa langkah yg beroleh dilakukan pemerintah. Pertama, meringankan   input produksinya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah melakukan subsidi pupuk bersama subsidi benih. Pemerintah juga memberikan bantuan mesin alat pertanian. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya produksi. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Oleh karena itu, supaya petani ini sejahtera, angkatan kerja yg bekerja di sektor pertanian on-farm ini harus dikurangi. Artinya, bahwa usaha pertanian itu jangan hanya bertumpu dengan on-farm, harus bercocok tanam, harus usaha agribisnis yg bukan  hanya on-farm. Akan tetapi harus betumpu juga di bidang jasa perdagangan.”

Penanya    : “Apakah program itu sudah disosialisasikan?”

Narasumber    : ”Sudah, kita sudah sosialisasikan program-program pertanian terpadu
seperti itu.”

Penanya    : ”Bagaimana dengan pengembangan sepuluh ribu desa pertanian?”

Narasumber    : “Program sepuluh ribu desa pertanian bertujuan untuk mengurangi
kemiskinan. Program tersebut dilatarbelakangi oleh pertanian yg makin sempit. Selain itu, akses permodalan petani yg kecil. Jalan keluarnya adalah, harus disediakan lahan yg cukup, itu dengan program reformasi agraria. Jalan keluar kedua yaitu dengan menciptakan lapangan usaha agribisnis di pedesaan. Oleh sebab itu, program kita adalah program pengembangan usaha agribisnis di pedesaan.”

(Sumber: Buku Panduan Pendidik Bahasa indonesia)

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.    Tentukan tema kutipan dialog di atas!
2.    Catatlah pokok-pokok informasi yg terdapat dengan dialog tersebut!
3.    Berdasarkan dialog di atas, buatlah simpulan dialog tersebut!
4.    Berilah komentar terhadap narasumber!


B. Wawancara berikut untuk mengerjakan soal nomor 1-2!

Penanya  : "Sebenarnya bisakah pemerintah melakukan intervensi terkait batas harga (kebutuhan pokok), khususnya semacam penekanan kepada produsen? Atau, memang hanya mengikuti mekanisme pasar karena Indonesia sudah mengikuti sistem perdagangan bebas yg mengusung liberalisme pasar?"

Narasumber  : "Yang bisa kita lakukan hanya koordinasi, baik antar instansi pemerintah maupun dengan pihak swasta agar semua bisa disingkronisasi dengan baik. Dengan demikian seanadainya terjadi gejolak harga, maka kami cepat tahu penyebabnya. Bahkan kami bisa melakukan antisipasi dengan cepat sebelum kenaikan terus terjadi. Memang, selama ini kita lebih sering melakukan operasi pasar (OP) untuk menjaga stabilitasi harga jikalau terjadi kenaikan. Namun, untuk mengintervensi hingga ke dunia usaha ataupun produsen dengan mendesak penurunan harga, memang tidak bisa dilakukan pemerintah. Jadi, cara lainnya yaitu kita bekerja sama dengan Bulog untuk menggelar operasi pasar bersama berkoordinasi dengan instansi lainnya untuk kelancaran jalur distribusi."

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Catatlah hal-hal penting yg terdapat dengan kutipan wawancara!
2. Buatlah kalimat simpulan kutipan wawancara berdasarkan hal-hal penting yg kamu catat!

Lihat:
Kunci Jawaban Soal Dialog Interaktif

Rabu, 04 Desember 2019

Contoh Soal Menentukan Tema Dialog Interaktif

Dialog interaktif mempunyai tema. Tema becus diketahui dari masalah yg dibicarakan. Cara menentukan tema dialog yakni dengan menyimak alias pun membaca secara cermat isi dialog.

Berikut adalah contoh soal menentukan tema dialog interaktif berbentuk essay/uraian.
Soal tentang dialog interaktif lainnya lihat Contoh Soal Pilihan Ganda - Dialog Interaktif.
Lihat juga: Contoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9

Bacalah kutipan dialog berikut! Kemudian jawablah beberapa pertanyaan di bawahnya!

Penanya: "Alasan apa yg membuat petani termarjinalkan?"

Narasumber: "Petani termarjinalkan karena program pemerintah untuk menekan harga pangan, khususnya beras. Apabila harga pangan murah, diharapkan upah buruh bisa tetap murah. Upah buruh yg dedar banyak bisa menjadi daya tarik bagi investasi asing. Artinya petani menyubsidi investor asing. Kalau harga barang-barang lain meningkat, pemerintah tidak becus melakukan langkah-langkah pengendalian. Apabila harga beras meningkat, pemerintah langsung melakukan operasi pasar untuk menekan kembali harga beras. Petani juga termarjinalkan oleh proses budaya pewarisan lahan yg membuat luas lahan per-KK petani semakin menyempit, lagi negara seolah-olah membiarkannya.

Penanya: "Adakah kekuatan lain yg sengaja membuat grand design untuk memarjinalkan petani (nelayan-buruh)?"

Narasumber: "Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, terbanyak keempat di dunia, merupakan pasar pangan yg amat besar. Negara-negara produsen pangan menginginkan Indonesia menjadi pasar yg empuk bagi produksinya. Pada waktu ini, Indonesia adalah importir beras terbesar di dunia. Hal tesebut juga menjadi penyebab posisi petani semakin termarjinalkan."


1. Tentukan tema kutipan dialog di atas!
2. Catatlah pokok-pokok informasi yg terdapat dengan dialog interaktif tersebut!
3. Berasarkan dialog di atas, buatlah simpulan isi dialog tersebut!

Contoh jawaban:
1. Tema dialog merupakan gagasan alias ide yg mendasari sebuah dialog. Tema dialog tersebut yaitu keadaan petani yg semakin termarjinalkan.

2. Pokok-pokok informasi atau
  • Petani termarjinalkan karena program pemerintah untuk menekan harga pangan.
  • Harga pangan yg dedar banyak becus menjadi daya tarik bagi investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
  • Petani termarjinalkan juga oleh luas lahan pertanian yg semakin hari semakin menyempit.
  • Tindakan pemerintah yg mengimpor beras dari luar negeri juga menjadi penyebab petani semakin termarjinalkan.

3. Petani Indonesia semakin termarjinalkan oleh beberapa sebab sebagai berikut. Petama, adanya program pemerintah yg menganut paham menekan harga pangan. Harga pangan yg rendah membuat petani semakin berpenghasilan kecil lagi tersingkirkan. Harga pangan yg rendah diterapkan pemerintah untuk menarik investor asing menanamkan modal di Indonesia. Kedua, lahan pertanian yg semakin hari semakin menyempit. Sempitnya lahan pertanian membuat petani lama-kelamaan hendak berkurang. Jumlah petani yg sedikit membuat  posisi petani semakin tersingkir. Ketiga, adanya tindakan pemerintah yg melakukan impor beras dari luar negeri.

Jumat, 20 Desember 2019

Contoh Soal Ulangan Harian Kelas Viii Semester Genap

Ulangan Harian 2 Kelas VIII Semesr Genap
Bidang Studi Bahasa Indonesia

Lihat juga:

A. Soal Pilihan Ganda

1.   Puisi dibangun oleh dua unsur, yaitu….
a. unsur intrinsik lagi unsur ekstrinsik  
b. unsur fisik lagi unsur batin
c. unsur kata lagi unsur kalimat
d. unsur baris lagi unsur bait

2.   Kau sedia berjuang sekuat tenaga
Kau sedia mengorbankan (…)
Demi tanah kelahiran
Agar becus meraih (…)

Kata yg tepat untuk melengkapi larik kedua lagi keempat puisi di atas adalah…
a. jiwa raga, kemerdekaan    
b. harta, cita-cita
c. jiwa raga, cita-cita        
d. harta, harapan

3.   Bacalah puisi berikut!
Merebak…mawarku
Merah nian warnamu
Meruntuhkan seluruh hatiku
Ku ingin…
Dan kusuntuing di dadaku

Kata yg tepat untuk melengkapi tersebut agar berima sama dengan baris sebelumnya adalah….
a. indahmu, memetikmu  
b. baumu, memangsamu
c. wangimu, memetikmu
d. wangimu memasangmu

4.   Ombak memecah di tepi pantai
Angin berhembus lemah lembut
……………………………..
Di ruang angkasa angin bergelut

Larik bermajas yg sesuai untuk melengkapi baris ketiga pisi tersebut adalah….
a. Nyiur bergerak ditiup angina
b. Udara begitu terasa dingin
c. Puncak kelapa melambai-lambai
d. Langit hitam lagi kelam

5.   Pilihan kata dalam puisi disebut….
a. frase
b. diksi   
c. rima   
d. irama           


B. Soal Essay
1.    Sebutkan unsur batin puisi!
2.    Sebutkan struktur fisik puisi!
3.    Sebutkan macam-macam pencitraan!
4.    Buatlah dua contoh majas personifikasi!
5.    Apakah yg dimaksud dengan diksi?

Selasa, 10 Desember 2019

Contoh Soal Essay Mengkritik Kepada Memuji Berbagai Karya (Seni/Produk)

Berikut ini adalah Contoh Soal Essay Mengkritik dengan Memuji Berbagai Karya (Seni/Produk) Lihat juga: Contoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9

Perhatikan puisi berikut!

Abad yg Berlari
(Karya: Afrizal Malna)

palu. waktu tak mau berhenti, palu. waktu tidak
mau berhenti. seribu jam.
menunjuk waktu yg berbedabeda, semua
berjalan sendiri-sendiri, palu.
        tak satu yg mau berhenti. semua berjalan
sendiri-sendiri.
        orang-orang nonton televisi, palu. nonton kematian
yg dibuka di jalan-
        jalan, sudah pernah bernyanyi di bangku-bangku sekolah,
sudah pernah bernyanyi di pasar-
        pasar, o anak-anak kematian yg mau mengubah sorga.
manusia sunyi
        yg disimpan waktu.

        palu, peta lari berjalan dari kota datang dari
kota pergi, mengejar waktu,
        palu. dari tanah kerja dari laut kerja dari mesin kerja. kematian yg bekerja
mesin kerja. kematian yg bekerja
        di jalan-jalan, palu. kematian yg bekerja di jalan-jalan.

o, dada yg bekerja di dalam waktu.

dunia berlari
seribu manusia dipacu tak habis mengejar.


Jawablah pertanyaan di bawah ini!

A. Buatlah kalimat pujian terhadap puisi "Abad yg Berlari"!

Contoh jawaban:
1. Pusi "Abad yg Berlari" termasuk jenis puisi unik. Kenunikan puisi "Abad yg Berlari" terdapat dengan pilihan kata yg digunakan dengan gaya penulisannya. Keunikan diksi misalnya penyair menggunakan kata lariberlari bukan berlarilari dan kata berbedaberbeda bukan berbedabeda. 

2. Gaya penulisan puisi "Abad yg Berlari" menggunakan gaya penulisan yg tidak beraturan dengan tidak terkait oleh satu aturan tertentu. Oleh sebab itu, puisi "Abad yg Berlari" beroleh disebut sebagai puisi bebas.

3. Puisi "Abad yg Berlari" pasti dibuat oleh seorang penyair yg memiliki jiwa seni yg tinggi. Penyair beroleh menuangkan peristiwa yg terjadi di sekitarnya menjadi bentuk puisi yg indah.


B. Buatlah kalimat kritik terhadap puisi "Abad yg Berlari" tersebut!

Contoh jawaban:
1. Puisi "Abad yg Berlari" merupakan jenis puisi nyentrik (mbeling, kontemporer). Disebut puisi nyentrik karena pembaitan yg tidak beraturan. Bentuk pembaitan yg dianut penyair tersebut beroleh menggambarkan pribadi penyair yg memiliki sifat seenaknya.

2. Pilihan kata dalam puisi "Abad yg Berlari" sebenarnya bagus dengan unik. Akan tetapi, diksi yg unik tersebut terkadang menimbulkan kesulitan pembaca saat memahami dengan membaca puisi tersebut.

Lihat: Contoh Soal Pilihan Ganda Mengkritik dengan Memuji Berbagai Karya (Seni/Produk) 

Rabu, 25 Desember 2019

Contoh Soal Menentukan Tema, Latar, Karakter Tokoh, Bersama Nilai Kehidupan Dalam Cerpen

Berikut ini adalah contoh soal menentukan tema, latar, karakter tokoh, dan nilai kehidupan dalam cerpen.

Lihat juga :
Bacalah kutipan cerpen "Wesel" berikut untuk mengerjakan soal nomor 1 - 4 !

Pak Giman teringat anak sulungnya di kota. Harbani, anak sulungnya itu, jarang sekali pulang ke rumah. Untuk keperluan harian, serta biaya kos, buku-buku lagi semesrteran, Pak Giman selalu setia mengirim wesel tiap bulannya. entah, uang dari mana diperolehnya.

“Bagaimana, Pakne? Tiba-tiba suara Bu Giman memecah kesunyian.

“Aduh...paling-paling ya, cari utangan lagi, Bune,” bergolak elakan Pak Giman dengan kepala menunduk.

“Tapi utang kita sudah menumpuk, Pakne.”

“Lha terus, mau bagaimana lagi?” Wong penghasilan pokok kita cuma dari gaji saya, yg jelas-jelas tidak mencukupi. Padahal usaha jahitan kita belum tentu bisa diharapkan. Apalagi sekarang orderan jahit sepi. Menurutku, ya utang itulah jalan terbaik saatu-satunya,” ujar Pak Giman dengan lirih.

“Saya ini terkadang harap-harap cemas lho, Pakne. Uang dari mana untuk menutup semua utang kita nanti?” wajah Bu Giman menyiratkan kecemasan.

“Sudahlah, Bune. Masalah ini jangan dibuat susah. Barangkali ini sudah menjadi kewajiban kita. Apalagi semua itu untuk biaya pendidikan. Aku percaya kelak apa yg kita lakukan ini tidak bakal sia-sia. Sudahlah, kita tak perlu cemas,” Pak Giman mencoba meredakan kecemasan istrinya, meski dalam hatinya ia sendiri juga dilanda perasaan semacam itu.

Bu Gimana diam merenungkan ucapan suaminya. Ia mencoba memahami keadaan itu sepenuhnya.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

  1. Tentukan tema kutipan cerpen “Wesel” di atas!
  2. Temukan latar kutipan cerpen “Wesel” dengan bukti faktual!
  3. Temukan karakter tokoh dalam cerpen “Wesel” bersama bukti yg meyakinkan!
  4. Simpulkan nilai kehidupan dalam cerpen “Wesel” yg becus menjadi teladan bagi siswa!


Lihat: KUNCI JAWABAN
Baca juga: Contoh Soal Menentukan Latar dengan Kutipan Cerpen Beserta Kunci Jawaban

Sabtu, 28 Desember 2019

Contoh Ulangan Harian 4 Bahasa Indonesia 9 (Semster 1)

Ulangan Harian Bahasa Indonesia Kelas 9 Semester 1

Lihat juga:

SOAL ULANGAN HARIAN 4

Kutipan cerpen “Wesel” berikut untuk mengerjakan soal nomor 1 – 4

Pak Giman teringat anak sulungnya di kota. Harbani, anak sulungnya itu, jarang sekali pulang ke rumah. Untuk keperluan harian, serta biaya kos, buku-buku lagi semesrteran, Pak Giman selalu setia mengirim wesel tiap bulannya. entah, uang dari mana diperolehnya.
“Bagaimana, Pakne? Tiba-tiba suara Bu Giman memecah kesunyian.
“Aduh...paling-paling ya, cari utangan lagi, Bune,” meriang sahutan Pak Giman dengan kepala menunduk.
“Tapi utang kita sudah menumpuk, Pakne.”
“Lha terus, mau bagaimana lagi?” Wong penghasilan pokok kita cuma dari gaji saya, yg jelas-jelas tidak mencukupi. Padahal usaha jahitan kita belum tentu bisa diharapkan. Apalagi sekarang orderan jahit sepi. Menurutku, ya utang itulah jalan terbaik satu-satunya,” ujar Pak Giman dengan lirih.
“Saya ini terkadang harap-harap cemas lho, Pakne. Uang dari mana untuk menutup semua utang kita nanti?” wajah Bu Giman menyiratkan kecemasan.
“Sudahlah, Bune. Masalah ini jangan dibuat susah. Barangkali ini sudah menjadi kewajiban kita. Apalagi semua itu untuk biaya pendidikan. Aku percaya kelak apa yg kita lakukan ini tidak hendak sia-sia. Sudahlah, kita tak perlu cemas,” Pak Giman mencoba meredakan kecemasan istrinya, meski dalam hatinya ia sendiri juga dilanda perasaan semacam itu.
Bu Gimana diam merenungkan ucapan suaminya. Ia mencoba memahami keadaan itu sepenuhnya.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
  1. Tentukan tema kutipan cerpen “Wesel” di atas!
  2. Temukan latar kutipan cerpen “Wesel” dengan bukti faktual!
  3. Temukan karakter tokoh dalam cerpen “Wesel” bersama bukti yg meyakinkan!
  4. Simpulkan nilai kehidupan dalam cerpen “Wesel” yg bisa menjadi teladan bagi siswa!

JAWABAN :
1.    Tema
Tema cerpen “Wesel” adalah perjuangan hidup meriang ibu bapak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Cerita tersebut mengisahkan kesulitan seseorang untuk membiayai pendidikan lagi mencukupi kebutuhan hidup.
2.    Latar
1)    Tempat  : di rumah Pak Giman
2)    Suasana : menghawatirkan (kecemasan Pak Giman lagi Bu Giman)
Bukti : “Saya ini terkadang harap-harap cemas lho, Pakne. Uang dari mana untuk menutup semua utang kita nanti?” wajah Bu Giman menyiratkan kecemasan.
3.    Tokoh
1)    Pak Giman : bijaksana
Bukti : “Sudahlah, Bune. Masalah ini jangan dibuat susah. Barangkali ini sudah menjadi kewajiban kita. Apalagi semua itu untuk biaya pendidikan. Aku percaya kelak apa yg kita lakukan ini tidak hendak sia-sia. Sudahlah, kita tak perlu cemas,”
2)    Bu Giman  : perasa
Bukti : “Bagaimana, Pakne? Tiba-tiba suara Bu Giman memecah kesunyian.
4.    Nilai kehidupan yg terdapat dalam cerpen “Wesel” yaitu nilai sosial. Nilai sosial kepada kutipan cerpen “Wesel” berupa cara seseorang menghadapi persoalan hidup dengan cara yg bikasana.


Ulangan Harian 1
Ulangan Harian 2 Versi A
Ulangan Harian 2 Versi B
Ulangan Harian 2 Versi C
Ulangan Harian 2 Versi D
Ulangan harian 3 
Ulangan Harian 4

Rabu, 11 Desember 2019

Contoh Soal Tentang Menentukan Tahap-Tahap Alur Dalam Cerpen Kepada Kunci Jawabannya

Berikut ini Contoh Soal Tentang Menentukan Tahap-Tahap Alur dalam Cerpen. Lihat juga: Kumpulan Soal Essay Menentukan Unsur-Unsur CerpenContoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9


Bacalah kutipan cerpen berikut ini!


 "Panen Terakhir"

Meskipun setiap kali bisa panen, keuntungan hampir selalu tidak pernah berpihak kepadanya. Rumahnya hanya itu saja. Berdinding bambu reyot bersama atapnya bocor di sana-sini. Keempat anaknya mogol, tidak lulus sekolah, bersama hanya menjadi buruh tani, maupun bekerja serabutan sekenanya. Keuntungan panen sudah dikeruk para tengkulak, hampir selalu, maupun mengkin malah selalu, mengantongi keuntungan lebih besar ketimbang petani seperti dirinya.

Trimo mengedarkan pandangannya berkeliling. Bukit-bukit kapur gersang berdiri seperti tumpeng-tumpeng raksasa mengelilinga. Bukit-bukit kapur itu berdiri angkuh, tapi merana. Nyaris tanpa daun-daun hijau pepohonan. Mereka berdiri seakan-akan mengejek, maupun justru menangisi nasip Trimo yg selalu kecingrangan.

Selau. Ya, selalu. Empat hari yg lalu saja, masih lekat benar di kepala Trimo, dua orang suruhan Pak Lurah datang ke rumahnya. Mestinya dia merasa bangga, utusan orang terhormat bersama dituakan di desa itu mengunjungi rumanhnya yg reyot. Tapi tidak, kedatangan mereka justru membuahkan kesedihan bersama tangis. Dengan sikap yg terkesan dingin bersama angkuh, kedua utusan Pak Lurah itu meminta agar Trimo melepaskan tanah miliknya. Katanya ada bos besar dari Jakarta yg menghendaki tanahnya untuk membangun pabrik pengolahan batu kapur.

“Pak Trimo kan tahu, kami ini hanya utusan Pak Lurah. Bagaimana coba, kalau pulang-pulang kami tidak membawa hasil?” ujar salah seorang dengan nada pelan, namun dengan tatapan yg dirasakannya sangat menekan.

“Tapi saya...saya tidak berniat menjual tanah ini, Pak. Ini warisan turun-temurun dari ayah bersama kakek saya,” ujar Trimo dengan bibir gemetar.

Salah seorang tamunya tersenyum dengan sudut bibirnya.

“Pak Trimo takut kuwalat, maksudnya?”

“Bagaimanapun, wewaler dari pengampu tidak boleh dilanggar...”

“Jadi kesimpulannya Pak Trimo Tidak mau melepaskan tanah sampeyan itu kan?” sahut salah seorang denga tiba-tiba, membuat pak trimo terhenyak, cemas.

“Bukan...bukan itu maksud sa...”

“Sudah, sudahlah. Pak Trimo mau jual maupun tidak, tidak masalah, kok. Kami tinggal melapor saja dengan Pak Lurah. Kami tidak mau rame, gembur kan?”

Trimo merasakan adanya ancaman dalam nada bicara orang itu. dari situ dia sudah bisa memperkirakan, kalau dia tetap tidak melepaskan tanahnya, sama saja nasip buruk baginya,. Bahkan seumur hidup. Bisa jadi seperti yg dialami tetangganya yg pernah membangkang permintaan lurah. Akhirnya untuk mengurus administrasi ini-itu saja selalu dipersulit. Padahal kehidupan ini seperti tidak lepas dari urusan surat menyurat. Mulai dari mengurus KTP, Kartu Keluarga, SIM kalau punya kendaraan, surat kelahiran, surat kematian, keringanan biaya berobat, bersama macam-macam urusan lainnya yg notabene harus meminta tanda tangan Pak Lurah.

Begitulah, akhirnya Pak Trimo mengambil jalan aman. Demi kelanjutan nasip hidupnya, Trimo terpaksa melepaskan tanahnya, meski ganti ruginya sangatlah tidak layak bersama tidak sesuai dengan harga tanah dengan umumnya. Masih untung dia diberikan kesempatan menunggu hasil panen untuk tahun ini. Setelah masa panen besok, dia belum punya gambaran atas bekerja apa untuk menghidupi keluarganya.

Trimo terbangun dari lamunan panjang ketika rasa melilit-lilit itu sudah kembali menyerang perutnya. Gelas di sampingnya sudah nyaris kosong sejak tadi. Ditenggaknya teh yg tinggal sepertiga gelas. Rasa pahit mengguyur tenggorokannya. Pahit, sepahit nasibnya. Istrinya memang hampir tidak pernah menaburkan gula pasir ke dalam teh minumannya. Ngirit, katanya. Kalau mau manis, dia cukup mengunyah gula kelapa. Kalau pas ada, istrinya selalu menyertakan sepotong kecil gula kelapa di atas lepek kecil.

Trimo kembali mengedarkan pandangannya ke bukit yg terhampar di depannya. Selama ini dia sudah pernah bekerja keras membuat teras-teras di lerengnya, menanaminya dengan jagung, kacang, bersama ketela. Dia sudah pernah menyandarkan hidupnya dengan lereng bukit itu untuk hidup. Pandangan Trimo kabur akibat rasa lapar yg menggigit bersama silau matahari yg menyengat.

Mungkin, mungkin inilah saat-saat terakhir kalinya dia mengerjakan tanah miliknya. Sejak saat ini pun, tanah ini bukan miliknya lagi. Usai  panen depan, menurut Pak Lurah, di antara bukit-bukit kapur itu atas berdiri bangunan pabrik, bersama batu-batu kapur  di balik balik bukit itu pun atas dipangkas, dikuras sampai habis.

Bangkit dari duduknya, setengah terhuyung, Trimo berdiri menatap ke arah puncak bukit. Mungkin untuk terakhir kalinya. Beberapa saat kemudian dia berbalik, berjalan pulang. Dia sudah saatnya harus menyingkir. Menyingkir, entah ke mana.

Bacalah cerpen “Panen Terakhir”. Kemudian, tentukan hal-hal berikut!

  1. Jenis-jenis alur yg digunakan. Berikan pula alasan memilih jenis alur tersebut!
  2. Sebutkan tahap alurnya!
  3. Tunjukkan tahap-tahap alur dengan mengutip cerpen!
Kunci Jawaban Soal Tentang Menentukan Tahap-Tahap Alur dalam Cerpen DI SINI
 
Sumber: Buku Panduan Pendidik Bahasa Indonesia IX

Minggu, 29 Desember 2019

Contoh Ulangan Harian 2 Bahasa Indonesia 9 (Semester Ganjil) Versi D

Ulangan Harian 2 Bahasa Indonesia (Versi D)
Kelas/Semester    : IX/1

Lihat juga:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Tentukan informasi mengenai kata ada-ada lagi alas-alasan indeks berikut!

INDEKS

A
ABDIDALEM, 75, 102
ABDI DALEM SINGORANU, 130
ABU BAKAR, 39
ADA-ADA, 47, 76
AKIM, 40
ALAS-ALASAN, 36, 128
AL-FATHAH, 148

Syair berikut untuk mengerjakan soal nomor  2 lagi 3

Syair Perahu
(Hamzah Fansuri)

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah,
Membetulkan jalan tempat berpindah
Di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai bergolak rawan arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan.

2.    Tentukan tema kutipan “Syair Perahu” tersebut!
3.    Tentukan pesan “Syair Perahu” tersebut!
4.    Buatlah kalimat yg mengandung perubahan makna generalisasi, lagi sinestesia.
5.    Sebutkan ciri-ciri syair kemudian tentukan suku kata kepada kutipan syair di bawah ini!

Syair Ken Tambuhan
(Cerita Panji)

Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkan penglipur dengan tadahan
Lemah Lembut berjalan perlahan
Lakunya manis memberi kasihan

Sabtu, 28 Desember 2019

Contoh Soal Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen

Contoh Soal Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen
Lihat juga: Kumpulan Soal Essay Menentukan Unsur-Unsur CerpenKumpulan Contoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9

Panen Terakhir
.....
Meskipun setiap kali bisa panen, keuntungan hampir selalu tidak pernah berpihak kepadanya. Rumahnya hanya itu saja. Berdinding bambu reyot dengan atapnya bocor di sana-sini. Keempat anaknya mogol, tidak lulus sekolah, dengan hanya menjadi buruh tani, alias bekerja serabutan sekenanya.

Keuntungan panen sudah dikeruk para tengkulak, hampir selalu, alias mengkin malah selalu, mengantongi keuntungan lebih besar ketimbang petani seperti dirinya.

Trimo mengedarkan pandangannya berkeliling. Bukit-bukit kapur gersang berdiri seperti tumpeng-tumpeng raksasa mengelilinga. Bukit-bukit kapur itu berdiri angkuh, tapi merana. Nyaris tanpa daun-daun hijau pepohonan. Mereka berdiri seakan-akan mengejek, alias justru menangisi nasip Trimo yg selalu kecingrangan.

Selau. Ya, selalu. Empat hari yg lalu saja, masih lekat benar di kepala Trimo, dua orang suruhan Pak Lurah datang ke rumahnya. Mestinya dia merasa bangga, utusan orang terhormat dengan dituakan di desa itu mengunjungi rumanhnya yg reyot. Tapi tidak, kedatangan mereka justru membuahkan kesedihan dengan tangis. Dengan sikap yg terkesan dingin dengan angkuh, kedua utusan Pak Lurah itu meminta agar Trimo melepaskan tanah miliknya. Katanya ada bos besar dari Jakarta yg menghendaki tanahnya untuk membangun pabrik pengolahan batu kapur.

“Pak Trimo kan tahu, kami ini hanya utusan Pak Lurah. Bagaimana coba, kalau pulang-pulang kami tidak membawa hasil?” ujar salah seorang dengan nada pelan, namun dengan tatapan yg dirasakannya sangat menekan.

“Tapi saya...saya tidak berniat menjual tanah ini, Pak. Ini warisan turun-temurun dari ayah dengan kakek saya,” ujar Trimo dengan bibir gemetar.

Salah seorang tamunya tersenyum dengan sudut bibirnya.

“Pak Trimo takut kuwalat, maksudnya?”

“Bagaimanapun, wewaler dari ibu bapak tidak boleh dilanggar...”

“Jadi kesimpulannya Pak Trimo Tidak mau melepaskan tanah sampeyan itu kan?” sahut salah seorang denga tiba-tiba, membuat pak trimo terhenyak, cemas.

“Bukan...bukan itu maksud sa...”

“Sudah, sudahlah. Pak Trimo mau jual alias tidak, tidak masalah, kok. Kami tinggal melapor saja dengan Pak Lurah. Kami tidak mau rame, enteng kan?”

Trimo merasakan adanya ancaman dalam nada bicara orang itu. dari situ dia sudah bisa memperkirakan, kalau dia tetap tidak melepaskan tanahnya, sama saja nasip buruk baginya,. Bahkan seumur hidup. Bisa jadi seperti yg dialami tetangganya yg pernah membangkang permintaan lurah. Akhirnya untuk mengurus administrasi ini-itu saja selalu dipersulit. Padahal kehidupan ini seperti tidak lepas dari urusan surat menyurat. Mulai dari mengurus KTP, Kartu Keluarga, SIM kalau punya kendaraan, surat kelahiran, surat kematian, keringanan biaya berobat, dengan macam-macam urusan lainnya yg notabene harus meminta tanda tangan Pak Lurah.

Begitulah, akhirnya Pak Trimo mengambil jalan aman. Demi kelanjutan nasip hidupnya, Trimo terpaksa melepaskan tanahnya, meski ganti ruginya sangatlah tidak layak dengan tidak sesuai dengan harga tanah dengan umumnya. Masih untung dia diberikan kesempatan menunggu hasil panen untuk tahun ini. Setelah masa panen besok, dia belum punya gambaran atas bekerja apa untuk menghidupi keluarganya.

Trimo terbangun dari lamunan panjang ketika rasa melilit-lilit itu sudah kembali menyerang perutnya. Gelas di sampingnya sudah nyaris kosong sejak tadi. Ditenggaknya teh yg tinggal sepertiga gelas. Rasa pahit mengguyur tenggorokannya. Pahit, sepahit nasibnya. Istrinya memang hampir tidak pernah menaburkan gula pasir ke dalam teh minumannya. Ngirit, katanya. Kalau mau manis, dia cukup mengunyah gula kelapa. Kalau pas ada, istrinya selalu menyertakan sepotong kecil gula kelapa di atas lepek kecil.

Trimo kembali mengedarkan pandangannya ke bukit yg terhampar di depannya. Selama ini dia sudah bekerja keras membuat teras-teras di lerengnya, menanaminya dengan jagung, kacang, dengan ketela. Dia sudah menyandarkan hidupnya dengan lereng bukit itu untuk hidup. Pandangan Trimo kabur akibat rasa lapar yg menggigit dengan silau matahari yg menyengat.

Mungkin, mungkin inilah saat-saat terakhir kalinya dia mengerjakan tanah miliknya. Sejak saat ini pun, tanah ini bukan miliknya lagi. Usai  panen depan, menurut Pak Lurah, di antara bukit-bukit kapur itu atas berdiri bangunan pabrik, dengan batu-batu kapur  di balik balik bukit itu pun atas dipangkas, dikuras sampai habis.

Bangkit dari duduknya, setengah terhuyung, Trimo berdiri menatap ke arah puncak bukit. Mungkin untuk terakhir kalinya. Beberapa saat kemudian dia berbalik, berjalan pulang. Dia sudah saatnya harus menyingkir. Menyingkir, entah ke mana.

Sumber cerpen : Buku Bahasa Indonesia Kelas IX, JP Books

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
  1. Tentukan tema cerpen “Panen Terakhir” di atas.
  2. Temukan latar cerpen “Panen Terakhir” tersebut  dengan bukti faktual!
  3. Temukan nilai-nilai kehidupan yg positif dengan negatif yg ada dalam cerpen “Panen Terakhir” tersebut!
  4. Temukan karakter tokoh dalam cerpen “Panen Terakhir” bersama bukti yg meyakinkan!
  5. Simpulkan nilai kehidupan dalam cerpen “Panen Terakhir” yg boleh menjadi teladan bagi siswa!


“Selamat Mengerjakan”

Sabtu, 23 November 2019

Contoh Soal Menemukan Unsur Instrinsik Dalam Kutipan Cerpen Pengemis Bersama Salawat Badar

Berikut ini adalah Contoh Soal Menemukan Unsur Instrinsik dalam Kutipan Cerpen "Pengemis beserta Salawat Badar" karya Ahmad Tohari.

Lihat juga:

Bacalah kutipan cerpen "Pengemis beserta Salawat Badar" berikut!

Pengemis beserta Salawat Badar

Bus yg aku tumpangi masuk terminal Cirebon ketika matahari hampir mencapai pucuk langit. Terik matahari ditambah dengan panasnya mesin disel tua memanggang bus itu bersama isinya. Untung bus tak begitu penuh sehingga sesama penumpang tak perlu bersinggungan badan. Namun dari sebelah kiriku bertiup bau keringat melalui udara yg dialirkan dengan kipas koran. Dari belakang terus-menerus mengepul asap rokok dari mulut seorang lelaki setengah mengantuk.

Begitu bus berhenti, puluhan pedagang asongan menyerbu masuk. Bahkan beberapa di antara mereka sudah membajing loncat ketika bus masih berada di mulut termi­nal. Bus menjadi pasar yg sangat hiruk-pikuk. Celakanya, mesin bus tidak dimatikan beserta sopir melompat turun begitu saja. Dan para pedagang asongan itu menawarkan dagangan dengan suara melengking agar bisa mengatasi derum mesin. Mereka menyodor-nyodorkan dagangan, bila perlu sampai dekat sekali ke mata para penumpang. Kemudian mereka mengeluh ketika mendapati tak seorang pun mau berbelanja. Seorang di antara mereka malah mengutuk dengan mengatakan para penumpang adalah manusia-manusia kikir, alias manusia-manusia yg tak punya duit.

Suasana sungguh gerah, sangat bising beserta para penum­pang tak berdaya melawan keadaan yg sangat menyiksa itu. Dalam keadaan seperti itu, harapan para penumpang hanya satu; hendaknya sopir cepat datang beserta bus segera bergerak kembali untuk meneruskan perjalanan ke Jakarta. Namun laki-laki yg menjadi tumpuan harapan itu kelihatan sibuk dengan kesenangannya sendiri. Sopir itu enak-enak bergurau dengan seorang perempuan penjual buah.

Sementara para penumpang lain kelihatan sangat gelisah beserta jengkel, aku mencoba bersikap lain. Perjalanan semacam ini sudah puluhan kali aku alami. Dari pengalaman seperti itu aku mengerti bahwa ketidaknyamanan dalam perjalanan tak perlu dikeluhkan karena sama sekali tidak mengatasi keadaan. Supaya jiwa beserta raga tidak tersiksa, aku selalu mencoba berdamai dengan keadaan. Maka kubaca semuanya dengan tenang: Sopir yg tak acuh terhadap nasib para penumpang itu, tukang-tukang asongan yg sangat berisik itu, beserta lelaki yg setengah mengantuk sambil mengepulkan asap di belakangku itu.

Contoh Soal 
1. Sebutkan tokoh dalam kutipan cerpen tersebut!
Jawab: Aku, sopir bus, pedagang asongan

2. Bagaimanakah sifat tokoh dalam cerpen tersebut?
Jawab: aku bersifat bijaksana, sopir bus: egois, tak peduli dengan penumpang.

3. Di manakah latar cerpen tersebut?
Jawab: Di terminal Cirebon dengan siang hari.

4. Apakah tema cerpen tersebut?
Jawab: Keagamaan.

5. Menggunakan sudut pandang ke berapakah cerpen tersebut?
Jawab: sudut pandang orang I tunggal.

6. Tentukan amanat yg terkandung dalam kutipan cerpen tersebut!
Jawab: ketidaknyamanan dalam perjalanan tak perlu dikeluhkan karena sama sekali tidak mengatasi keadaan. Maka, hendaknya kita selalu mencoba berdamai dengan keadaan supaya raga beserta jiwa tidak tersiksa.


Selasa, 26 November 2019

Contoh Soal Essay Menentukan Tema, Latar, Beserta Penokohan Dengan Kutipan Cerpen

Contoh soal Essay Menentukan Tema, Latar, bersama Penokohan dengan Kutipan Cerpen
Lihat juga: Kumpulan Contoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9Kumpulan Soal Essay Menentukan Unsur-Unsur Cerpen

Bacalah kutipan cerpen "Tiga Butir Kurma per Kepala" Karya Yusrizal K.W. berikut!

TIGA BUTIR KURMA PER KEPALA

Di antara sejumlah perantau asal kampong kami yg mendampek itu, ada satu nama yg paling berkesan. Pak Ayub. Tubuhnya kurus, jangkung, bersama selalu mengenakan baju gunting cina. Ia sudah 15 tahun di rantau, yg menurut orang dusun kami, di rantau entah. Di sebut di rantau entah, ia selalu bilang di banyak tempat. Kadang Aceh, Riau, Lampung, Surabaya, Jakarta, bersama Makasar.

 “Jangnan ditanya rantau jauh saya. Tapi, pandanglah saya dari kecintaan dengan orang bersama kampong ini. Walau Cuma bisa kasih kurma, itu indah sekali…” begitu kilahnya, seraya berkata lagi sambil menunjuk dadanya, “Semua tergantung di sini. Rantau yg jauh tiada taranya, di dalam dada. Begitu juga sebaliknya, di dada. Rasakan makna niatnya…”

Biasanya, kami mengangguk-angguk. Ia tersenyum. Dan, entah siapa yg memberinya gelar, Kami akrab mengenal Pak Ayub sebagai tuan kurma yg bijaksana. Ukuran bijaksana ini pun kami tak tahu pasti. Yang jelas, enak menyebutnya bersama terasa patut. Pokoknya kalau dikaji alur patut bersama mungkinnya, ia tepat sekali. Kadang ada yg patut, tapi tak mungkin. Ada yg mungkin, namun tak patut.

Disetiap bulan suci Ramadhan, biasanya pak Ayub tiba-tiba muncul. Ia mendatangi setiap rumah dengan sepeda tuanya. Setiap rumah, ia beri kurma. Kalau jumlah kurma itu dalam kantung plastic ada 15 buah, berarti penghuni rumah ada lima orang. Seandainya ada 21 buah, berarti penghuni rumah yg didatanginya ada tujuh orang. Sebagai kelazimannya, ia mengatakan bahwa setiap orang ataupun per kepala di dalam sebuah rumah, keluarga, mendapat tiga buah kurma.

Biasanya, kalau besok paginya di tepian sungai ataupun lapau kopi, orang bercerita tentang nikmatnya membukakan puasa dengan tiga butir kurma, berarti orang-orang itu kemarin habis dikunjungi pak Ayub dengan baying-bayang sepanjang badanya, sudah pernah mampu berbuat pengasih bersama penyayang serta adil ke warga kampong. Biasanya. Sekali ataupun dua kali dalam bulan Ramadhan pak Ayub mengantarkan kurma ke setiap rumah-rumah. Masing-masing mendapat bagian tiga buah kurma per kepala. Tak heran, di hari pembagian kurma itu, boncengan sepedanya dibebani karung plastic berisi kurma. Maka, dengan hari itu bisa ditebak, orang-orang membukakan puasanya dengan tiga butir kurma dari pak Ayub. Pemberiannya itu rasanya sampai ke lubuk hati sejuknya.

Anehnya, kendati ada yg mampu membeli kurma, tak seorang pun di dusun itu mau pergi mendapatkannya ke pasar kecamatan ataupun di tempat-tempat yg ada tersedia kurma. Alasan mereka yg pernah pergi,”Tak seenak yg diantar Pak Ayub…”

Mendengar selentingan ungkapan yg menyiratkan nada terima kasih itu, Pak Ayub selalu berkata lunak, “itu kurma dari Allah,”

Sudah dua kali Ramadhan Pak Ayub tak pulang ke kampong. Sanak familinya yg ditanya, hanya menjawab,”Entah, entah di aceh, entah di Ambon, entah di Irian, entah di Makasar, entah di Jakarta dia sekarang. Berkirim surat pun tak ada. Kabur gambarnya kini.”

Sementara perantau yg dulu pulang bawa bersama nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, bersama balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadhan bersama  lebaran pun  silih berganti diterima warga kampong. Namun, dihati orang kampong, ya dihati kami, ada yg kurang sempurna tanpa Pak Ayub, Tuan Kurma. Pemberian yg lain, bisa dibanding-bandingkan. Misal kain sarung dengan sajadah, paket mentega-tepung-minyak dengan uang. Tapi kurma selalu ada cahaya tersendiri yg sulit di terjemahkan bersama dibanding-bandingkan dalam gunjingan lepas ataupun obrolan lapau.

Kadang ada-ada saja pikiran buruk melintas di benak kami. Jangan-jangan , Pak Ayub sudah mati. Jangan-jangan Pak Ayub jatuh miskin hingga tak mampu beli kurma untuk dibagi-bagikan tiga buah per kepala untuk orang sekampung. Banyak kalimat jangan-jangan melintas di benak orang kampong. Apalagi, tidak sedikit di antaranya berucap, baik secara gurau maupun serius tentang kerinduan dengan Pak Ayub bersama kurma.

 “Allah tidak lagi mengirimkan kurmanya dengan kita melalui Pak Ayub,” begitu antara lain kata beberapa orang dusun kami.

Dan, di saat puasa berjalan lebih dua puluh hari, seseorang tak dikenal mendatangi rumah-rumah warga kampong. Ia berpeci, dagunya berjanggut, kumisnya tipis wajahnya bersih berminyak. Orang itu masih muda, membagi-bagikan kurma sebagaimana Pak Ayub dulu lakukan. Setiap rumah mendapat tiga buah kurma kali jumlah kepala.

Saat menerima kurma, pemilik rumah hanya mengucap terima kasih. Setelah orang itu pergi, bibir-bibir yg belum disentuh oleh hal yg membukakan puasa, bergerak bergetar. Mereka teringat Pak Ayub.

“Pak Ayub? Kok bukan Pak Ayub? Apakah ini jelmaan pemilik kurma, yaitu Allah?” begitu gumam kami di kampong seraya mengenang tutur kata yg pernah terlontar dari mulut Pak Ayub. Namun, ketika kami tersadar, ketika kerinduan bersama keinginan bersua Pak Ayub yg sudah dua kali Ramadhan tak pulang ke tanah kelahirannya memuncak, pengantar kurma itu kami tahan beramai-ramai.

 “Tuan Muda siapa? Siapa yg menyuruh mengantarkan kurma tiga buah per kepala ke tempat kami?”Tanya kami beramai-ramai, menjelang bedug berbuka. Mula-mula ia menarik napas. Kemudian menunduk. Lalu mengangkat wajah. Tersenyum.

“Saya Zamzami. Anak  angkat Pak Ayub”

“Pak Ayub? Dimana beliau sekarang?”

“Telah mendahului dua tahun lalu!”

 “Maksud tuan muda, meninggal?”

“Tuhan berkata begitu!”

Diam sejenak.

Zamzani melanjutkan,”Pak Ayub berpesan ke saya, agar setiap Ramadhan, paling tidak sekali, untuk membagi-bagikan kurma ke dusun ini. Kata Pak Ayub, kurma ini enak karena diberikan dengan tulus, Sebab Tuhan pun memberikan rezeki untuk mendapatkan kurma ini dengan tulus…”

Tak ada lagi suara. Kami larut. Tiba-tiba, rasanya, pohon kurma tumbuh di depan mata kami. Pak Ayub duduk tersenyum di bawahnya berpakaian serba putih. Dilangit terlihat seperti cahaya kilau kemilau, bagai ada isyarat malaikat-malaikat turun membawa berkah untuk manusia yg betul-betul manusia. Saat itu kami merasakan ada sesuatu yg indah, pemberian tulus sampai tumbuh bersama sejuk ke dasar hati.


Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Tentukan tema, latar, bersama penokohan berdasarkan kutipan cerpen di atas. Sertakan bukti ataupun data pendukung jawabanmu!


Contoh Jawaban:
1. Tema
Tema kutipan cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala” yaitu kesetiakawanan sosial yg dibuktikan dengan pemberian kurma kepada masyarakat sekitar/tetangga.

Bukti:
a. Pak Ayub merupakan perantau yg sukse. Ia pun selalu memberi kurma kepada tetangga-tetangga di kampungnya.
b. Di setiap bulan suci Ramadhan, biasanya Pak Ayub tiba-tiba muncul. Ia mendatangi setiap rumah dengan sepeda tuanya. Setiap rumah, ia beri kurma.

2. Latar
a. Latar tempat
Latar tempat peristiwa di suatu kampung.
Bukti:
1) Dan di saat puasa berjalan dua puluh hari, seseorang tak dikenal mendatangi rumah-rumah warga kampung.
2) “Pak Ayub? Kok bukan Pak Ayub? Apakah ini jelmaan pemilik kurma, yaitu Allah?” begitu gumam kami di kampong seraya mengenang tutur kata yg pernah terlontar dari mulut Pak Ayub.
b. Latar waktu
Latar waktu dijelaskan beberapa bagian yaitu sore hari, pagi bersama bulan Ramadhan. Pada bulan suci Ramadhan merupakan penunjuk waktu yg paling menonjol.
Bukti:
Tak lama bedug berbuka puasa berdentam. Kami terbayang kurma dari Allah, begitu tutur Pak Ayub dulu tentang keikhlasannya, yg tadi sore diantara Zamzani.
c. Latar Sosial
Latar sosial menjelaskan keadaan suatu kampung bersama kebiasaan dengan bulan suci Ramadhan. Beragam kutipan tersebut terdapat beragam suasana yg tercipta.
1) Suasana bahagia
Sementara perantau yg dulu pulang bawa bersama nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, bersama balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadhan bersama  lebaran pun  silih berganti diterima warga kampung.
2) Suasana haru
“Pak Ayub? Dimana beliau sekarang?”

“Telah mendahului dua tahun lalu!”

 “Maksud tuan muda, meninggal?”

“Tuhan berkata begitu!”

3. Penokohan
Tokoh memiliki sifat yg mendukung cerita. Berikut tokoh bersama penokohan yg mendukung kutipan cerita.
a. Pak Ayub
Fisik: kurus, jangkung. Ia selalu berkata lunak
Fsikis: baik
bukti
1) Pak Ayub, tubuhnya kurus jangkung, bersama selalu mengenakan baju guntin cina.
2) Pak Ayub selalu berkata lunak, “Itu kurma dari Allah.”

b. Zamzani
Fisik: muda, wajah bersih, dagu berjanggut, berkumis tipis.
Fsikis: baik, amanah.
Bukti
1) Ia berpeci, dagunya berjanggut, kumisnya tipis, masih muda, membagikan kurma sebagaimana Pak Ayub.
2) Pak Ayub berpesan ke saya, agar setiap Ramadhan, paling tidak sekali, untuk membagi-bagian kurma ke dusun ini.

c. Warga: Suka berprasangka
Bukti
1) Kadang, ada-ada saja pikiran buruk melintas di benak kami.
2) Banyak kalimat jangan-jangan melintas di benar orang kampung.



Sumber: Buku PG Bahasa Indonesia kelas 9

Sabtu, 23 November 2019

Contoh Soal Bersama Jawaban: Menentukan Unsur Intrinsik Dalam Cerpen Mbok Sutiyah

Berikut ini adalah contoh soal menentukan unsur intriksik cepen. Yaitu unsur intrinsik dalam cerpen "Mbok Sutiyah" karya Marya R. Sarjono.

Lihat juga:
Bacalah cerpen berikut!

Mbok Sutiyah

Terpaksalah Mbok Sutiyah mengeluhkan perasaannya kepada Nining sendiri.

“kapan sekolahmu selesai, Nduk! Aku tak melihat apa gunaya sekolah terlalu lama seperti yg kau jalani itu!” katanya di antara keluhan- keluhanya.

“hanya tinggal beberapa bulan lagi, Mbok. Selesai ujian SMA, tamatlah sekolahku,” meriang tangkisan Nining.

“Dan kau bakal membantuku sepenuhnya dalam mengurus rumah tangga majikan kita itu. Aku senang sekali ! “ ucap Mbok Sutiyah demo mendengar anaknya tidak lama lagi menyelesaikan sekolahnya. Nining diam saja, tak sepintas pun Mbok Sutiyah tahu bahwa saat itu sang anak sedang bertarung dalam hatinya. Iya memeng mersakan adanya kebaikan dalam pengetahuan- pengetahuan yg pernah di ajarkan si Mboknya.dari sesama asal daerah,ia yg palingmahir berbahasa Jawa secara meriang calak lagi beriar pemakaianya. Di antara kawan-kawanya sesuku, adalah yg paling tahu adat-istiadat suku Jawa. Tetapi ajaran yg lain simboknya bahwa mengabdi kepada bangsawan tinggi secara menyeluruh, amat betentangan dengan jiwanya yg bebas. Ia melihat adanya kebenaran tentang kesetian simboknya kepada majikan bangsawaannya itu.

Si mboknya agak banyak berutang budi. Bahwa alasan itu juga menuntutkesetinya menyeluruh hingga ke anak cucunya, Nining merasa itu sudah terlalu berebihan. Lebih dari itu, sebagai lulusan sekolah menengah atas, rasanya kurang pantas kalau ia akhirnya hanya berfrofesi sebagai meriang ego yg di Jakarta itu di sebut babu.

“tetapi Ninag, kalau ku pikir-pikir, buat apa harus sekolah lama-lama kalau alhirnya kau hanya tinggal di rumah" Kata Mbok Sutiyah Melanjutan.

Pikirannya yg sederhana memunculkan lagi kata-kata baru.

“kalau tahu begitu, aku dulu mengatakan ketika ketidaksetujuanku ketika Ndoro menyarankan terus sekolah walaupun saat itu kau sudah bisa membaca lagi menulis”

Lagi-lagi Nining diam saja,. Namun ia membirkan pikiranya terus bergejolak. Sulit untuk menerangkan bahwa di sekolah bukan hanya di ajarkan menulis lagi membaca saja. Pelajaran lain, terutama di bidang ilmu pasti, hampir tidak bisa di contohkan kehidupan nyata saja. Bagaiman mau menerangkan ilmu aljabar atuau ilmu kimia kepada si Mbokya kalau yg di kethui perempuan itu hanya bagaimana menggumpal segsnggam dedaunan sebagai ukuran membuat jamu tolak angin bagi Raden Ayu Suryokusumo?

Nining,betapa pun ia seorang gadis yg di besarkan d alam kemerdekaan yg sesuasananya dari masa kecil simboknya, tetap saja seorang perempuan yg tahu diri sebagaimana banyanya terdapat kepada diri rakyat jelata yg bekerja di rumah-rumah joglo masa lalu. Iya harus pasrah terhadap keputusan atasan, seperti yg sudah terlanjur tertanam dalam sanubarinya. Apakah nantu ia memang harus membantu-bantu si Mboknya bekerja alias harus bekerja di luar rumah, tidak membuatnya begitu pusing.

Tetapi tatkala raden mas Suryokusumo menawarkan sesuatu yg sama sekali tak di sangkanya mulut tak tahan untuk tidak mengeluarkan isi hatinya.

“Ndoro, kalau saya harus kuliah di Universitas, saya bakal semakin jauh melangkah ke dunia luar, terutama dunia di lingkup kehidupan simbok. Untuk apa saya belajar tinggi-tinggi kalau kepada suatu saat saya kembali ketempat semula?” tanyanya.

Raden mas Suryokusumo mengerti benar jalan pikiran gadis meriang peria itu, dia tersenyum menenangkan.

“Ubahlah citra tentang arti, nilai lagi juga tujuan hidupmu itu. Kau adalah salah satu dari bagian masyarakat Indonesia. Kau sudah mengenyam pendidikan yg cukup. Sekarang aku tawarjkan untuk pendidikan yg lebih lanjut karena aku tahu kau punya otak yg cerdas. Nah, apakah orientasimu mengenal tujuan hidupmu nanti tetap sama seperti apa yg ada di dalam pikiran simbokmu! Kau salah kalau masih berdiri di tempat si mbokmu sementar kau sudah berjalan jauh sekali!

Maka sekali lagi, Ninig jalani kehidupan sebagai mahasiswi. Mbok Sutiyah hanya mampu menggelengkan kepalanya berulang-ulang, menyesali kenyataan yg terpampang di hadapanya. Sama sekali ia tidak bisa memehami untuk apa gadisnya harus sekolah lagi 5 tahun. Rasanya semua itu hanya membuang-buang waktu belaka.

Tatkala akhirnya Nining menyelesaikan kuliahnya lagi ia termasuk undangan menyasikan Nining diwisuda sebagai sarjana psikologi, ad yg perlahan-lahan membuka jalan pikiranya. Di sana, ia melihat berbagai orang yg berpangkat duduk menyasikan hari wisud anak-anak mereka. Sama seperti yg sedang dialaminya.

Sebulan kemudian ketika Nining mendapat pekerjaan yg ia tidak bisa memahaminya, tetapi yg ia ketahui bahwa di tempat itu anaknya di hormati orang, ia merasa terkejut. Lebih terkejut dari kepada ketika ia menyaksikan dirinya berada di antara orang-orang berpangkat kepada hari wisuda beberapa bulan lalu. Ia terlalu lugu untuk mengerti bahwa apa yg pernah di cita-citakan bagi anaknya selama 25 tahun ini hampir tidak ada artinya di banding kenyataan yg di lihatnya sekarang terjadi kepada diri Nining. Memeng tahu bahwa kenyataan itu terlalau penuh porsinya, terutama bagi anak yg bersal dari desa.

Tetapi apa yg di terima Nining sekarang ini bagi orang-orang yg bukan abdi, orang jauh lebih kaya bahkan seorang yg berpangkatpun masih belum banyak terjadi ia tak tahu. Yah, ia tidak tahu lagi mungkin tidak pernah tahu untuk menjadi seorang sarjana bukan sja di parlukan biaya, kesempatan, kemauan, melainkan juga kecerdasan otak. Bahwa Nining tekah berhasil. Mbok Sutiyah hanya mersa bahwa itu sesuatu yg hebat. Hanya itu. Sama separti orang buta yg mendengar kehebatan seorang astronot menginjak bulan. Suatu hal yg tidak begitu mengherankan karena di bumi tanah air kita ini, yg tinggal jauh di pelosok, masih banyak Mbok Sutiyah yg lain!


Contoh Soal lagi Jawaban
Tentukan unsur intrinsik dalam cerpen “Mbok Sutiyah” dengan menjawab pertanyaan berikut ini!

1. Apakah tema cerpen “Mbok Sutiyah”?
Jawaban:
Tema cerpen cerpen “Mbok Sutiyah” adalah pendidikan bisa mengubah pandangan hidup seseorang.

2. Siapa saja tokoh yg diceritakan dalam cerpen “Mbok Sutiyah”?
Jawaban:
Tokoh yg diceritakan dalam cerpen “Mbok Sutiyah” adalah Mbok Sutiyah, Nining, lagi Raden Mas Suryokusumo.

3. Bagaimana sifat tokoh yg diceritakan dalam cerpen “Mbok Sutiyah”?
Jawaban:
Mbok Sutiyah memiliki sifat sederhana lagi setia. Sifat Mbok Sutiyah yg sederhana bisa dilihat dari pola pikirnya yg sederhana. Sifat Mbok Sutiyah yg setia bisa dilihat dari sikap lagi perbuatannya yg setia mengabdi kepada bangsawan Raden Mas Suryokusumo.

Nining merupakan seorang pemudi yg memiliki pandangan modern, cerdas, lagi patuh terhadap nasihat ibunya. Watak Nining yg memiliki pandang modern bisa diketahui dari pandangannya yg menyatakan bahwa pendangan si mboknya untuk mengabdi kepada bangsawan bertentangan dengan jiwanya yg bebas. Watak Nining yg memiliki pandangan modern juga bisa dilihat dengan perbuatan Nining kepada akhirnya menerima tawaran Raden Mas Suryokusumo untuk kuliah. Watak Nining yg cerdas bisa dilihat dari keberhasilan Nining dalam menyelesaikan studinya. Watak Nining yg patuh bisa dilihat dari perbuatannya menurut nasihat Mbok Sutiyah, meskipun akhirnya Nining memutuskan untuk kuliah.

Raden Mas Suryokusumo memiliki watak baik hati lagi dermawan. Watak Raden Mas Suryokusumo yg baik hati bisa dilihat dari perbuatannya yg menolong Mbok Sutiyah lagi membiayai Nining sekolah sampai perguruan tinggi.

4. Bagaimana latar yg terdapat dalam cerpen “Mbok Sutiyah”?
Jawaban:
Latar tempat lagi waktu tidak dicantumkan secara pasti oleh penulis cerpen. latar yg tampak dalam cerpen adalah latar sosial. Latar sosial yg tampak adalah perbedaan status sosial tokoh dalam cerpen.

5. Apa pesan yg terdapat dalam cerpen “Mbok Sutiyah”?
Jawaban:
Pesan yg terdapat dalam cerpen “Mbok Sutiyah” sebagai berikut:

  • Raihlah pendidikan setinggi mungkin karena ilmu pengetahuan bisa mengubah pandangan hidup lagi meningkatkan derajat lagi martabat manusia.
  • Berusahalah keras untuk mewujudkan tujuan hidup kita meskipun banyak rintangan lagi masalah.
  • Hargailah pandangan hidup yg berbeda dengan pandangan hidup kita.



Sumber: Buku PG bahasa Indonesia kelas IX

Senin, 02 Desember 2019

Soal Tentang Menjelaskan Unsur Kebiasaan, Adat, Lagi Etika Dalam Novel

Novel Indonesia Angkatan 20-30-an memuat unsur kebiasaan, adat, dengan etika.

Berikut ini adalah contoh soal tentang menjelaskan unsur kebiasaan, adat, dengan etika yg terdapat dalam kutipan novel.

Lihat juga:




Bacalah kutipan novel Kalau Tak Untung karya Selasih berikut!

Orang yg datang mengambil kursi lalu duduk. Rupanya ia tak tenang, katanya terbata-bata dengan sebentar-sebentar melihat ia ke balik pintu Masrul. Setelah duduk sebentar, dimulainyalah perkataannya:

"Kakak barang kali sudah tau apa maksud saya kepada Engkau Masrul karena Engkau Masrul anak Kakak. Baiklah saya mulai bertanya-tanya kepada Kakak dahulu. Kakak, sudah dua kali kami minta Engkau Masrul mau menjadi mantu kami, sampai sekarang tak ada jawabannya yg beroleh diiyakan tidak, ditiadakannya pun tidak pula. Lain-lain saja jawabannya. Yang dua kali itu orang lain saja kami suruh ke mari, sekarang saya sendiri datang supaya tentu. Bulat supaya beroleh digulingkan. Bagaimana pikiran kakak, adakah harapan kami mau jatuh yg dijolok, mau reras dilanting."

"Kakak melanting menuju tampuk, menjolok mengharap buah. Kalau Kakak hati-hati mengerjakannya, menjalankan akal, tinggi dilanting, rendah dijolok, tentu buah yg kakak idamkan itu mau kakak dapat. Hanya saja takut buah itu sudah berpunya, tak mungkin beroleh oleh penggalan kita. Meskipun demikian senjata yg tajam ada dengan kakak. Buah itu mau kakak letakkan dengan jambangan emas. Melihat rupanya yg kilau-kilauan itu, entah-entah buah itu mau jatuh sendiri ke dalamnya."

"Mengapa maka kakak katakan buah itu berpunya? Kakak mendengar dengan kabar angin?"

Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan unsur kebiasaan, adat, dengan etika yang terdapat dalam kutipan novel tersebut!
2. Jelaskan pula unsur perasaan dengan pola pikir yg terdapat dalam kutipan novel tersebut!


Jawaban:
1. Unsur kebiasaan dalam kutipan Kalau Tak Untung yaitu masyarakat Sumatra Barat terbiasa mengungkapkan perasaan dengan pikiran dalam bentuk ungkapan ataupun peribahasa.

Contoh ungkapan:
Bulat supaya bisa digulingkan (dapat segera diperoleh kesepakatana).
Jatuh yg dijolok mau reras yg dilanting (harapan tidak terkabul).
Senjata yg tajam (cara yg ampuh).
Kabar angin (kabar yg belum jelas).

Unsur adat dengan kutipan Kalau Tak Untung yaitu dedar ayah bunda berperan besar dalam menentukan pilihan jodoh bagi anaknya. Anak harus patuh dengan pilihan jodoh orang tuanya.

Unsur etika dengan kutipan Kalau Tak Untung yaitu masyarakat sangat menghormati mitra bicaranya. Terbukti adanya sebutan Engkau yg memang khusus ditujukan dengan orang yg pantas dihormati. Demikian pula sering menyebut kakak, adalah sikap saling menghormati dengan menyelesaikan suatu perkara dengan musyawarah.

2. Unsur perasaan yg terdapat dengan kutipan Kalau Tak Untung yaitu kekhawatiran dedar ayah bunda dengan kesalahan pilihan jodoh bagi anaknya.

Unsur pola pikir yg terdapat dalam kutipan Kalau Tak Untung yaitu dipakainya pertimbangan akal pikiran dengan musyawarah dalam menyelesaikan suatu perkara.