Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri unsur-unsur-pembentuk-puisi. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri unsur-unsur-pembentuk-puisi. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Desember 2019

Unsur-Unsur Pembentuk Puisi

Puisi merupakan salah satu genre sastra yg banyak digemari. Lebih-lebih setelah lahirnya media online. Banyak sekali puisi-puisi yg bertebaran di dunia maya. baik lewat media sosial facebook, twitter, maupun blogger, bersama sebagainya.

Di media online, orang seperti berlomba-lomba menunjukkan taringnya dengan menulis. Ada yg menulis puisi, cerpen, cerbung, dsb. Ini merupakan salah satu sisi positif internet, orang bisa bebas berkreasi. 

Pada gilirannya, sastra yg merajalela di dunia maya tadi, kini disebut sebagai cybersastra atau sastra cyber, yaitu sastra turunan yg berevolusi melalui jejaring internet.

Tentu tidak semua orang bisa membuat puisi. Karena sejatinya puisi memiliki syarat-syarat khusus. Meskipun banyak di antara mereka yg pandai merangkai kata dalam bentuk kalimat-kalimat kenes, maka itu belum tentu termasuk puisi, yg walaupun sudah masuk pula ciri-ciri puisinya.
Baca Juga: Unsur-Unsur Cerpen
Berbicara soal puisi, kita pun perlu tau apa sih sebenarnya puisi itu. Maka, mari disimak pengertian puisi bersama unsur-unsur pembentuk puisi dengan sajian berikut ini.

Pengertian Puisi

Puisi adalah karangan yg terikat oleh (1) banyaknya baris dalam tiap barit (kuplet, stupa, suku karangan); (1) banyak kata dalam tiap baris: (3) banyak suku kata dalam tip baris; (4) rima; bersama (5) irama. (Wirjosoedarmo dalam Pradopo, 2012: 5).

Pada perkembangannya pengertian tersebut sudah tidak sesuai dengan wujud puisi zaman sekarang. Sehingga muncullah berbagai pengertian tentang puisi dalam versi baru. Seperti misalnya Sahnom Ahmad mengumpulkan definisi-definisi puisi yg dengan umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yg terindah dalam susunan terindah.Wordwort mempuny gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yg imajinatif, yaitu perasaan yg direkakan alias diangankan. Lalu Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yg bercampur baur, sedangkan Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkrit bersama artistik dalam bahasa emosional bersama berirama. (dalam Pradopo, 2012: 6).

Unsur-Unsur Pembentuk Puisi
Pusi dibentuk oleh dua unsur yaitu unsuk fisik bersama unsur batin.

A. Unsur fisik Puisi
Unsur fisik puisi terdiri atas:

1.    Diksi
Prof. Gory Keraf menyebut diksi sebagai pilihan kata. lalu beliau membuat tiga kesimpulan tentang diksi. Pertama, pilihan kata alias diksi mencakup pengetian kata-kata mana yg dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yg tepat alias menggunakan ungkapan-ungkapan yg tepat, bersama gaya mana yg paling baik digunakan di suatu situasi. Kedua, pilihan kata alias diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yg ingin disampaikan, bersama kemampuan untuk menemukan bentuk yg sesuai (cocok) dengan situasi bersama nilai rasa yg dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yg tepat bersama sesuai hanya dimungkinkah oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata alias perbendaharaan kata bahasa itu. (Keraf, 2010: 24)

2.    Pengimajian
Citra alias Imaji (image) adalah gambaran angan-angan, gambaran pikiran, kesan mental alias bayangan visual bersama bahasa yg menggambarkannya. Sedangkan citraan (imagery) adalah cara membentuk kesan mental alias gambaran sesuatu. Sehingga pencitraan alias pengimajian adalah hal-hal yg berkaitan dengan citra ataupun citraan. (Jabrohim, 2003: 36)

Situr Situmorang membedakan citraan alias pengimajian menjadi:
a.    Citraan visual (pengelihatan);
b.    Citraan auditif (pendengaran);
c.    Citraan artikulatori (pengucapan)
d.    Citraan olfaktori (penciuman);
e.    Citraan gustatori (kecapan);
f.    Citraan taktual (perabaan/perasaan);
g.    Citraan kinaestetik “Kinaestetik” (gerak), dan
h.    Citraan organik.

3.    Kata konkret
Kata konkret adalah kata yg digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan alias suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca. (dalam Jabrohim, dkk., 2003: 41)

Contoh: gadis kecil berkaleng kecil.
Lukisan tersebut lebih konkrit dibanding dengan: gadis peminta-minta.

4.    Bahasa figuratif
Bahasa figuratif (figurative language) oleh Waluyo disebut pula sebagai majas. Pradopo menyamakannya sebagai bahasa kiasan. Istilah lain di dalam bukunya Tarigan adalah gaya bahasa.

Dalam retorika gaya bahasa dikenal dengan style. Kata style diturunkan dari kata Latin Stilus, yaitu semacam alat untuk menulis dengan lempengan lilin (Keraf, 2010: 112).

Menurut Sudjiman bahasa figuratif adalah bahasa yg menggunakan kata-kata yg susunan bersama artinya sengaja disimpangkan dari susunan bersama artinya yg biasa dengan maksud mendapatkan kesegaran bersama kekuatan ekspresi.

Macam-macam bahasa figuratif
a.    Simile
Simile adalah jenis bahasa figuratif yg menyamakan satu hal dengan hal lain yg sesunggunya tidak sama. Simile ditandai dengan penggunaan kata-kata pembanding: bagai, sebagai, bak, seperti, seumpama, laksana, serupa, selaksa, dsb.
Contoh:
Engkau bagai pelita dalam gelap

b.    Metafora
Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yg membandingkan sesuatu hal dengan hal lainya yg dengan dasarnya tidak serupa.

Metafora sama dengan perbandingan yg implisit jadi tanpa kata seperti alias sebagai bersama lainnya yg di antara dua hal yg berbeda (Moeliono dalam Tarigan : 15).

Contoh:
Orang itu buaya darat (asalnya: orang itu seperti buaya darat)
Pemuda bunga bangsa (asalnya : pemuda adalah seperti bunga bangsa)

c.    Personifikasi
Personifikasi alias penginsanan sama dengan jenis bahasa figuratif yg melekatkan sifat-sifat insani kepada benda yg tidak bernyawa bersama ide yg abstrak.
Contoh:
Angin yg meraung
Mentari mencubit wajahku


5.    Verifikasi
Verifikasi meliputi rima, irama bersama metrum
Ritma (irama) : turun naik, panjang pendek, keras lembut bunyi bahasa yg teratur.
Rima : bunyi akhir sajak
Metrum: irama yg tetap, terpola menurut pola tertentu.

6.    Tipografi
Tipografi alias disebut juga dengan tata wajah merupakan bentuk-bentuk susunan kata, frasa ataupun kalimat dengan puisi. Dengan kata lain tipografi adalah susunan baris puisi.

7.    Sarana Retorika
Sarana retorika adalah muslihat pikiran. muslihat pikiran itu berupa bahasa yg tersusun untuk mengajak pembaca berpikir. (Jabrohim, dkk., 2010: 57)

B. Unsur Batin Puisi
Menurut Waluyo struktur batin puisi mencakup tema, perasaan penyair, nada alias sikap penyair terhadap pembaca, bersama amanat.

Tema adalah sesuatu yg menjadi pikiran pengarang. Sesuatu yg menjadi pikiran tersebut dasar bagi puisi yg diciptakan oleh penyair.

Perasaan penyair, yaitu sesuatu yg dirasakan penyair ketika mencipta puisi. Seperti rasa iba, benci, sayang, syahdu, dll.

Nada adalah sikap penyair kepada pembaca. Misalnya menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, dsb.

Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi, alias efek suasana yg ditimbulkan oleh puisi tersebut terhadap pembacanya.

Amanat berkaitan dengan hal yg mendorong penyair untuk menciptakan puisi. Jadi, setiap penciptaan puisi, ada pesan-pesan yg ingin disampaikan oleh pengarangnya.

Amanat berbeda dengan tema, dalam puisi teman berkaatan dendan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra.
 

Referensi:

Hasanuddin. 2012. Membaca bersama Menilai Sajak. Angkasa: Bandung
Jabrohim, Chairul Anwar, bersama Suminto A. Sayuti. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, Gorys. 2010. Diksi bersama Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Prdopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sadikin, Mustofa. 2010. Kumpulan Sasta Indonesia. Jakarta: Gudang Ilmu.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Ankasa.

Kamis, 17 Oktober 2019

Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Bersama Unsur Pembangun Puisi

 Puisi adalah karya sastra  yg dipadatkan Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis,  bersama Unsur Pembangun Puisi

Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra yg dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yg padu, bersama dipilihlah kata-kata kias.

Puisi merupakan hasil karya sastra yg disusun dengan menggunakan kata-kata sederhana yg imajinatif sesuai dengan struktur fisik bersama batin.

Ciri-Ciri Puisi
- Menggunakan bahasa yg padat
- Memperhatikan diksi
- Mempunyai daya imajinatif bersama figuratif
- Mempunyai rima
- Mempunyai irama
- Memperhatikan bentuk  (tipografi)

Jenis-Jenis Puisi
Jenis-Jenis antara lain puisi naratif, balada, romansa, bersama puisi lirik.
  1. Puisi naratif, mengungkapkan cerita alias penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu balada bersama romansa. 
  2. Balada adalah puisi yg berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta bersama Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.
  3. Romansa adalah jenis puisi cerita yg menggunakan bahasa romantik yg berisi kisah percintaan, yg diselingi perkelahian bersama petualangan. 
  4. Puisi Lirik. Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode, bersama serenada. Elegi adalah puisi yg mengungkapkan perasaan duka. Serenada ialah sajak percintaan yg beroleh dinyanyikan. Kata "serenada" berarti nyanyian yg tepat dinyanyikan dengan waktu senja. Sedangkan Ode adalah puisi yg berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, alias sesuatu keadaan. 
  5. Puisi Deskriptif. Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, alias suasana yg dipandang menarik perhatiannya. Jenis puisi ini yaitu: 1) Satire adalah puisi yg mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir alias menyatakan keadaan sebaliknya. 2) Puisi kritik sosial adalah puisi yg juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan alias terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan alias ketidakberesan keadaan/ orang tersebut. Kesan penyair juga beroleh kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yg mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.

Unsur-Unsur Pembangun Puisi
Puisi dibangun oleh dua struktur yakni struktur fisik bersama stuktur fsikis (stuktur batin)

Struktur Pisik Puisi :
  1. Diksi, oleh Keraf disebut sebagai pilihan kata
  2. Imaji (citra) adalah gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental alias bayangan visual bersama bahasan yg menggambarkannya. Citraan (imagery) adalah cara membentuk kesan mental alias gambaran sesuatu.  Situmorang membedakan citraan menjadi cintraan visual (pengelihatan), citraan auditif (pendengaran), citraan artikulatori (pengucapan), citraan alfaktori (penciuman), citraan gustatori (kecapan), citraan taktual (perabaan/perasaan), citraan kinestetik (gerak), bersama citraan organik.
  3. Kata Konkret adalah kata-kata yg digunakan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan alias suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
  4. Majas (bahasa figuratif), adalah bahasa kias yg dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak alias pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yg dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, bersama perumpamaan.
  5. Versifikasi, meliputi ritma, rima, bersama metrum Ritma adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris alias larik puisi, dengan akhir baris puisi, alias bahkan juga dengan keseluruhan baris bersama bait puisi. Sedangkan metrum adalah irama yg tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu.
  6. Tipografi yakni bentuk alias susunan baris puisi

Struktur Batin Puisi :
Menurut Waluyo struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada alias sikap penyair terhadap pembaca, bersama amanat.
  1. Tema adalah ide pengarang dalam puisi alias sesuatu yg menjadi pikiran pengarang.
  2. Nada adalah sikap penyair kepada pembaca.  Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi.
  3. Perasaan adalah perasaan penyair yg terekspresikan di dalam puisi
  4. Amanat adalah hal yg mendorong penyair untuk menciptakan puisi.
Unsur pembangun puisi beroleh dilihat dengan pembahasan Unsur-Unsur Pembentuk Puisi

Langkah-Langkah Menulis puisi
  1. Menentukan tema puisi.
  2. Menuliskan yg terlintas dalam pikiran sejelas mungkin sesuai dengan tema yg dipilih
  3. Mengembangkan pilihan kata yg sudah dipilih ke dalam larik-larik beraturan.
  4. Menyusun larik-larik puisi menjadi bait dengan memperhatikan rima alias persamaan bunyi.
  5. Memberi judul puisi.

Hal yg diperhatikan saat membaca puisi
- Ekspresi
- Intonasi
- Lafal
- Tekanan


Referensi:
Jabrohim, dkk, 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kosasih, E. 2020. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII K13. Jakarta: Kemdikbud RI.

Kamis, 05 Desember 2019

Kumpulan Soal Tentang Menentukan Tema Puisi

Tema merupakan salah satu unsur pembentuk puisi (unsur batin). Tema adalah sesuatu yg menjadi pikiran pengarang. Sesuatu yg menjadi pikiran tersebut dasar bagi puisi yg diciptakan oleh penyair.

Lihat: 10 Cara Memahami Isi Puisi

Berikut adalah soal-soal tentang menentukan tema puisi.
Lihat juga:
Contoh Soal Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas 
Soal Menentukan Suasana dalam Puisi 
Kumpulan Soal Materi Puisi SMP/MTs Terlengkap
Pilihlah jawaban yg tepat dengan soal-soal di bawah ini!
1. Bacalah puisi berikut!
          Guru
Kaulah yg membimbing kami di sekolah
Dengan ilmu kau berikan kepada kami
Tak kenal lelah dengan tak mau menyerah
Kau bagai pengampu kami di sekolah

Tema puisi tersebut adalah ...
A. ketulusan seorang anak
B. pengorbanan orang tua
C. pengabdian seorang guru
D. perjuangan seoragn pahlawan

2. Bacalah kutipan puisi berikut!
      Sinabung

Berbulan meronta
Porak-porandakan seisi kota
Saat itu kau termenung
Pukul sepuluh asap membumbung
Abu bergulung mengepung
Saudaraku datang disambut digulung
Akhirnya berkabung seisi kampung

Tema puisi tersebut adalah ...
A. Sinabung mau meletus
B. Korban letusan Sinabung
C. Abu Sinabung menutup kampung
D. Kehancuran kampung Sinabung

3. Bacalah kutipan puisi berikut!
Setelah perang memberi kita
Puing demi puing kepapaan dengan air mata
Daftar jenazah yg sentiasa bertambah
Hutang dalam ratusan jam kerja
Timbullah kini kesabaran dengan kekuatan
Memikul berat beban nestafa
Seorang tiada hingganya

(Taufik Ismail 1965)

Tema puisi tersebut adalah ...
A. Perang menumbuhkan dendam.
B. Kedamaian tumbuh setelah perang.
C. Perang menimbulkan hutang.
D. Perang mengakibatkan kesengsaraan.

4. Perhatikan kutipan puisi berikut!
Sembilan bulan aku dalam kandungan
Engkau lahirkan aku
Engkau rawat hingga tambah besar
Dengan penuh kasih sayang
Ibu engkau ajari aku berjalan
Engkau ajari aku bicara
Engkau bagaikan malaikatku
Dikala aku sedih Engkau selalu ada menghiburku

Tema puisi tersebut adalah ...
A. kasih ibu
B. ibu adalah malaikat
C. perawat hatiku
D.  ibu kandung

5. Perhatikan kutipan puisi berikut!
          Ayahku

Ayahku tidak kaya harta
Kekayaannya sama dengan cita-cita
Dia minyak, dia obor
Kami tinggal memanfaatkannya

Ayahku presiden
Dalam hatiku
Dalam hati kami

Tema puisi tersebut adalah ...
A. kehebatan seorang ayah
B. kebanggan dengan ayah
C. kasih sayang seorang ayah
D. kesederhanaan seorang ayah

6. Perhatikan kutipan puisi berikut!
          Nenekku tercinta

Rasanya nenek masih duduk di tepi jendela
Tanganmu sibuk merenda
Kacamata sebentar-sebentar merosot di hidungmu
Lagi tiga orang cucu
Selalu mengganggumu
Nenekku dengan sabar melayani kami
Nenekku, kenapa engkau cepat tiada?

Tema kutipan puisi tersebut adalah ...
A. kematian seorang cucu
B. kegalauan hati nenek
C. kenangan tentang nenek
D. kesedihan cucu yg terobati

7. Bacalah dengan cermat penggalan puisi berikut!
Ibu,
Kalau aku beranjak dewasa,
Kalau aku membutuhkan tempat bertanya,
Kenapa ibu pergi?

Tema penggalan puisi di atas adalah ...
A. kasih sayang ibu
B. kepergian ibu
C. kejengkelan ibu
D. kesedihan ibu

8. Perhatikan puisi berikut!
          Untuk Presiden Baru

Segala prosesi sudah berlalu
Di pundakmu kini terpikul amanah
Jutaan tangan memohon menengadah
Merajut asa dengan hati penuh gelisah
Harapkan masa depan kian cerah

Kami tak lagi butuh janji
Tak juga butuh panji-panji
Bukalah segala jurus-jurus sakti
Mantapkan rencana tampakkan bukti
Moga bahagia tak lagi sekedar mimpi
Dan derita lama kian hari kian terobati

Tema yg tepat untuk puisi tersebut adalah ...
A. presiden baru
B. harapan perubahan
C. tuntutan bukti janji
D. penderitaan lama

9. Perhatikan penggalan puisi berikut!
          Tuhanku

di dalam setiap sembahyangku aku melihat
segala bangunan yg kami ciptakan dalam
kehidupan, ternyata hanyalah ulat-ulat
busuk dengan menjijikkan

Tema kutipan puisi di atas adalah ...
A. sembahyang
B. ulat membusuk
C. kehidupan
D. pengakuan dosa

10. Bacalah puisi berikut dengan seksama!
          Saat Itu

Saat mentari mulai terbit
Itulah awal aku mengenalmu dalam buku
Saat raja siang membakar
Itulah awal aku bersamamu
Saat hujan turun dengan lebat
Itulah saat aku menghawatirkanmu
Saat bintang bertabur dengan bulan tersenyam
Itulah saat aku memikirkanmu
Saat malam semakin larut
Saat itulah aku merasa takut untuk kehilangan dirimu

Tema puisi tersebut adalah ...
A. orang yg sangat setia
B. keakraban seseorang dengan waktu
C. orang yg sedang marah
D. kerinduan seseorang dengan ilmu

11. Bacalah puisi berikut!
Fatima
Dilindungi gubuk tua sederhana
Tinggal di sana Fatima dengan anaknya
Ditinggal mati suaminya
Anak empat tak berdosa korbannya
Hutang judi ditinggalkannya

Burung-burung sudah pernah berkicauan
Dedaunan bermandi embun
Terpikir mulai perjuangan
Tak mulai perjuangan

Roda waktu Fatima takluki
Ditemani keringat dengan daki
Hamparan sawah tempat mengais rezeki
Anak-anak tercinta setia menemani

Tema puisi tersebut adalah ...
A. Mengenang suami
B. Semangat juang
C. Gubuk tua sederhana
D. Anak-anak Fatima

12. Bacalah puisi berikut!
Dalam terik matahari esok hari
Ku masih duduk di sini
Bak seonggok sampah
Tertiup angin kemarau yg membakar jiwa
Tergores luka hingga berdarah-darah
Ingin kumenjerit sekuat tenaga
Namun mulut terbekap oleh pisau kedudukan

Tema puisi tersebut adalah ...
A. Kesanggupan menahan angin
B. Kepasrahan menjalani hidup
C. Keperkasaan menantang bahaya
D. Kesepian menghalau kedudukan

13. Bacalah kutipan puisi berikut!
Semut itu
Begitu kecil tubuhmu
Berangkat bertaut pijak
Gotong royong dalam ketangguhan
Benda sebesar gunung pun kan terangkat
Hidupmu ajarkan kebersamaan
Saling gandeng tangan
Tuk semua urusan

Tema puisi tersebut adalah ...
A. Semangat rakyat
B. Keadilan bersama
C. Keberanian berbuat
D. Makna kebersamaan


Kunci: 1) C, 2) B, 3) D, 4) A, 5) D, 6) C, 7) B, 8) B, 9) D, 10) D, 11) B, 12) B, 13) D
Lihat juga:
Soal Tentang Citraan dalam Puisi

Jumat, 06 Desember 2019

Contoh Soal Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas

Larik bermajas adalah kata-kata kiasan yg terdapat di dalam puisi. Majas sendiri merupakan salah satu unsur pembentuk puisi.

Lihat juga:
Kumpulan Soal Materi Puisi SMP/MTs Terlengkap
Kumpulan Soal Tentang Menentukan Tema Puisi
10 Cara Memahami Isi Puisi 
Contoh Soal Melengkapi Puisi Dengan Larik Bermajas

1. Bacalah kutipan puisi berikut!
Bunda kasihmu
Tiada tara padaku
Kau bimbing aku
Kau rawat diriku
Dengan penuh sabar,
Bunda [ ... ]

Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. Kasihmu tanpa pamrih
B. Tiada kata jenuh darimu
C. Kasihmu sepanjang jalan
D. Ku mau membalas jasamu

2. Bacalah kutipan puisi berikut!
Ada podang pulang ke sarang
[ ... ]
Pulang ya pulang, hai petualang!
Anakku datang anakku pulang
Kembali kucium, kembali kusayang

Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. Kiacaunya panjang berulang-ulang
B. Kicaunya terdengar merdu
C. Bernyanyi merdu berdendang riang
D. Berkicau di atas pohon

3. Bacalah kutipan puisi berikut!
Angin Hutan Cemara
Angin hutan cemara
[ ... ]
Buru-buru bangkit
Menyongsong petani
Yang bergegas naik

Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. Ditergur mentari pagi
B. Berjalan pelan-pelan
C. Kembali pulang ke rumah
D. Diringi kicau burung

4. Perhatikan kutipan puisi berikut!
Berkenalan dengan sepi
[ ... ]
Jalanan berderu tak berhenti
Lewat nasip menatapnya
Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi kutipan puisi tersebut adalah ...

A. Pada malam aku terkenang
B. Dalam gelap malam gulita
C. Sepi yg diam seribu bahasa
D. Melewati jalanan yg berbatu

5. Perhatikan kutipan puisi berikut!

                       AWAN
Bersusun bersorak tahtamu di angkasa
Lukisan abstrak mempesona
Di kanvas yg terbentang sepanjang pandang
Warnamu sapuan kuas
Yang Maha Sempurna

Beiririn berbaris digiring sinar matahari.
[ ... ]
Mengantarmu ke segala penjuru

Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi kutipan puisi tersebut adalah ...
A. Awan biru bergemuruh
B. Angin bertiup perlahan
C. Burung terbang di angkasa
D. Bayu di ujung jalan

6. Perhatikan kutipan puisi berikut!
Gemercik air sungai (1)
Begitu beningnya (2)
Bagaikan Zamrud Khatulistiwa (3)
Itulah alam desaku yg permai (4)
Tempat aku dilahirkan (5)

Larik bermajas kepada kutipan puisi tersebut adalah kepada larik ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

7. Perhatikan kutipan puisi berikut!
                 "Bukit lalu Gunung"

Naik bukit nikmat (1)
Turun bukit penat (2)
Aku mendaki gunung ingin ke puncak (3)
Bercakap-cakap dengan awan (4)
Aku jatuh! Tolong kawaaaaan! (5)

Larik bermajas kepada puisi tersebut ditunjukkan dengan nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

8. Perhatikan kutipan puisi berikut!
Aku mendengar ada yg menjerit (1)
Ketika dinamit itu menggoyang bukit-bukit (2)
Kabut gemetar berlarian tak menentu arah (3)
Ketika dari moncong-moncong asap raksasa (4)
Debu hitam menyembur ke angkasa (5)

Larik bermajas kepada puisi tersebut adalah ....
A. (1) lalu (2)
B. (2) lalu (3)
C. (3) lalu (4)
D. (4) lalu (5)

9. Perhatikan puisi berikut!
Bulan tampak merenung
Seberkas haru terbalut
Terpaku menatap jiwa
Hangatkan raga
Bulan tak ingin tertawa
Kala waktu enggan berkawan
[ ... ]
Alam gelap melalap habis

Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. awan tertutup kabut
B. matahari belum terlihat
C. saat bintang bersembunyi
D. alam begitu sepi

10. Bacalah puisi berikut!
Merapi
menyemburkan lava ke angkasa
menyiramkan abu vulkanik ke bumi
rakyat berlari
mencari tempat yg aman
merapi.
[ ... ]

Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. rakyat berlari
B. kini kau meletus kembali
C. mencari tempat yg aman
D. kini kau bangkit lagi dari tidurmu

11. Bacalah kutipan puisi berikut!
(1) Guru, ilmu yg kau berikan
(2) Bermanfaat bagi anak didikmu
(3) Guru, nasihatmu mau kami ingat selalu
(4) Engkau sangat menyayangi kami, tatapanmu lembut menyapa

Larik bermajas kepada puisi tersebut kepada nomor ...
A. kesatu
B. kedua
C. ketiga
D. keempat

12 Bacalah puisi berikut!
(1) Bambu runcing yg menancap ragamu
(2) Tubuh bersimbah darah
(3) Kalau kau berjuang
(4) Demi Indonesia tercinta
(5) Lautan berteriak ..
(6) Rerumputan memotong dengan desaunya
(7) Siang meledak dengan mataharinya
(8) Akan hilangnya sosok permata jiwa

Majas kepada puisi tersebut terdapat kepada larik ...
A. (1) lalu (2)
B. (3) lalu (4)
C. (5) lalu (6)
D. (7) lalu (8)

13. Bacalah kutipan puisi berikut!
Bertudung langit selalu biru
Tempat cahaya selalu benderang
Tempat udara selalu bersih
Tempat angin selalu nikmat
[ ... ]

Larik bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut adalah ...
A. Tempat menari si burung camar
B. Di tempat sepi, di mana hanya
C. Di sana kuingin berkubur
D. Di pundakmu wahai ibuku

14. Bacalah puisi berikut!
Lihatlah langit sebelah barat
Lautan warna dibuat teja
Berkilau-kilau di darat
[ ... ]
Makin lama dedar guram cahaya
Awan kelabu perlahan melayang
Melayang, melayang entah ke mana
Laksana mimpi ia menghilang

Larik bermajas yg tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. Ke langit yg biru
B. Ke cakrawala ditemani mega
C. Ke langit yg hitam pekat
D. Ke laut yg biru kelabu
Baca juga: Soal Menentukan Gaya Bahasa dalam Puisi

Kamis, 05 Desember 2019

Soal Tentang Citraan Dalam Puisi

Citraan merupakan salah satu unsur pembentuk puisi. Citraan yaitu gambaran-gambaran angan dalam sajak (Pradopo, 2012: 79).

Lihat: 10 Cara Memahami Isi Puisi

Berikut ini adalah soal-soal tentang citraan dalam puisi.

Pilihlah jawaban yg tepat!
1. Bacalah puisi berikut!
Suasana indah hati bergairah (1)
Dewi malam bersinar terang (2)
Bintang-bintang bertaburan (3)
Sungguh besar keagungan Illahi (4)

Citraan perasaan dengan puisi tersebut terdapat dengan larik ke ....
A. (1) dengan (4)
B. (2) dengan (3)
C. (2) dengan (4)
D. (3) dengan (4)

2. Bacalah puisi berikut!
Hutan yg dulu rimbun
Kini tinggal tonggak
Lambang angkuh dengan congkak

Burung tak lagi bersiul
Embun tak lagi bergantung
Di ujung daun
Ranting menusuk matahari

Citraan pada bait pertama adalah ...
A. Perasaan
B. Pendengaran
C. Penglihatan
D. Perabaan

3. Bacalah puisi berikut!
Capung yg gelisah
Srigunting menukik resah
Di pohon-pohon kecil di bawah
Di atas tanggul sejarah

Di luar sungguh mengalir
Dalam garis-garis

Citraan puisi tersebut adalah ...
A. Pengelihatan
B. Pendengaran
C. Perasaan
D. Penciuman

Jumat, 25 Oktober 2019

Penjelasan Tentang Seni Teater Bersama Drama


Penjelasan Tentang Seni Teater bersama Drama
Perkataan ”drama” berasal dari bahasa yunani ”draomai” yg berarti: berbuat berlaku, bertindak alias beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan alias beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan alias action bersama “drame” yg berasal dari kata Perancis yg diambil oleh Diderot bersama Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yg lebih ketat berarti lakon serius yg menggarap satu masalah yg punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.

Baca juga:
Elemen-Elemen Seni Teater
Kata “drama” juga dianggap sudah pernah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata “teater” bersama “drama” bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yg mempergunakan drama lebih identik sebagai teks alias naskah alias lakon alias karya sastra (Bakdi Soemanto, 2001).

Namun, Drama selalu dikaitkan dengan kata Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yg artinya tempat alias gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yg dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya  ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, bersama lain sebagainya.

Teater boleh dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak bermain sebagai ayah bersama ibu, bermain perang-perangan, bersama lain sebagainya. Selain itu, teater merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yg berhubungan dengan masalah ritual. Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur-unsur teatrikal bersama bermakna filosofis.

Berdasarkan paparan di atas, kemungkinan perluasan definisi teater itu bisa terjadi. Tetapi batasan tentang teater boleh dilihat dari sudut pandang sebagai berikut: “tidak ada teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka, terungkap di layar maupun pertunjukan langsung yg dihadiri penonton, serta laku di dalamnya merupakan realitas fiktif”, (Harymawan, 1993). Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yg dimainkan di atas pentas bersama disaksikan oleh penonton.

Dari penjelasan di atas boleh disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan lakon alias naskah cerita yg atas dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama alias drama yg dipentaskan di atas panggung bersama disaksikan oleh penonton. Jika “drama” adalah lakon bersama “teater” adalah pertunjukan maka “drama” merupakan bagian alias salah satu unsur dari “teater”. Dengan kata lain, secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act) sehingga tindaktanduk pemain di atas pentas disebut acting.

Istilah acting diambil dari kata Yunani “dran” yg berarti, berbuat, berlaku, alias beraksi. Karena aktivitas beraksi ini maka para pemain pria dalam teater disebut actor bersama pemain wanita disebut actress (Harymawan, 1993).

Di Indonesia, dengan tahun 1920-an, belum kemarau mengembol istilah teater. Yang ada adalah sandiwara alias tonil (dari bahasa Belanda: Het Toneel). Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro VII dari Surakarta. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandi” berarti “rahasia”, bersama “wara” alias “warah” yg berarti, “pengajaran”.

Menurut Ki Hajar Dewantara “sandiwara” berarti “pengajaran yg dilakukan dengan perlambang” (Harymawan, 1993). Rombongan teater dengan masa itu menggunakan nama Sandiwara, sedangkan cerita yg disajikan dinamakan drama. Sampai dengan Zaman Jepang bersama permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer.Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan (Kasim Achmad, 2006).

Dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yg lebih luas ditinjau dari apakah drama salah satu genre sastra, ataukah drama itu sebagai cabang kesenian yg mandiri.

Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yg disejajarkan dengan puisi bersama prosa. Drama pentas adalah jenis kesenian mandiri, yg merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, kesenian lukis alias dekor, panggung, seni kostum seni rias bersama sebagainya.Jika kita bicarakan dram pentas sebagai kesenian mandiri, maka ingatan kita boleh kita layangkan dengan wayang, ketoprak, ludruk, lenong bersama film. Dalam kesenian tersebut, naskah drama di ramu dengan berbagai unsur untuk membentukkelengkapan.

Terminologi istilah drama biasanya di dasarkan dengan wilayah pembicaraan, apaakah yg dimaksud drama naskah alias drama pentas. Drama naskah boleh diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yg ditulis dalam bentuk dialog yg didasarkan atas konflik batin bersama mempunyai kemungkinan di pentaskan. Moulton memberikan definisi drama (pentas) sebagai hidup manusia yg dilukiskan dengan action.Hidup manusia yg dilukiskan dengan action itu lebih kemarau lepas dituliskan maka drama baik naskah maupun pentas berhubungan bahasa bersama sastra.

Keterikatan antara teater bersama drama sangat kuat. Teater tidak mungkin dipentaskan tanpa lakon (drama).Oleh karena itu pula dramaturgi menjadi bagian penting dari seni teater.

Dramaturgi berasal dari bahasa Inggris dramaturgy yg berarti seni alias tekhnik penulisan drama bersama penyajiannya dalam bentuk teater. Berdasar pengertian ini, maka dramaturgi membahas proses penciptaan teater mulai dari penulisan naskah hingga pementasannya. Harymawan (1993) menyebutkan tahapan dasar untuk mempelajari dramaturgi yg disebut dengan formula dramaturgi. Formula ini disebut dengan fromula 4 M yg terdiri dari, menghayalkan, menuliskan, memainkan, bersama menyaksikan.

M1 alias menghayal, boleh dilakukan oleh seseorang alias sekelompok orang karena menemukan sesuatu gagasan yg merangsang daya cipta. Gagasan itu timbul karena perhatian ditujukan dengan suatu persitiwa baik yg disaksikan, didengar maupun dibaca dari literatur tertentu.Bisa juga gagasan itu timbul karena perhatian ditujukan dengan kehidupan seseorang. Gagasan alias daya cipta tersebut kemudian diwujudkan ke dalam besaran cerita yg dengan akhirnya berkembang menjadi sebuah lakon untuk dipentaskan.

M2 alias menulis, adalah proses seleksi alias pemilihan situasi yg harus dihidupkan begi keseluruhan lakon oleh pengarang. Dalam sebuah lakon, situasi merupakan kunci aksi. Setelah menemukan kunci  aksi ini, pengarang mulai mengatur bersama menyusun kembali situasi bersama peristiwa menjadi pola lakon tertentu. Di sini seorang pengarang memiliki kisah untuk diceritakan, kesan untuk digambarkan, suasana hati para tokoh untuk diciptakan, bersama semua unsur pembentuk lakon untuk dikomunikasikan.

M3 alias memainkan, merupakan proses para aktor memainkan kisah lakon di atas pentas. Tugas aktor dalam hal ini adalah mengkomunikasikan ide serta gagasan pengarang secara hidup kepada penonton. Proses ini melibatkan banyak orang yaitu, sutradara sebagai penafsir pertama ide bersama gagasan pengarang, aktor sebagai komunitakor, penata artsitik sebagai orang yg mewujudkan ide bersama gagasan secara visual serta penonton sebagai komunikan.

M4 alias menyaksikan, merupakan proses penerimaan bersama penyerapan informasi alias pesan yg disajikan oleh para pemain di atas pentas oleh para penonton. Pementasan teater boleh dikatakan berhasil lamun pesan yg hendak disampaikan boleh diterima dengan baik oleh penonton.Penonton pergi menyaksikan pertunjukan dengan maksud pertama untuk memperoleh kepuasan atas kebutuhan bersama keinginannya terhadap tontonan tersebut.