Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri menulis-paragraf-narasi-cerita. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri menulis-paragraf-narasi-cerita. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Desember 2019

Menulis Paragraf Narasi (Cerita)

Pengertian Narasi
Narasi adalah cerita. Cerita yg dimaksud didasarkan dengan urutan (atau serangkaian) kejadian ataupun peristiwa. Di dalam kejadian ataupun peristiwa tersebut ada tokoh, lalu tokoh tersebut mengalami ataupun meghadapi serangkaian konflik. Kejadian ataupun peristiwa, tokoh, lalu konflik merupakan unsur-unsur pokok yg ada dalam narasi. Kesatuan dari ketiganya disebut plot ataupun alur. Dengan demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur.

Beberapa Hal yg Berkaitan dengan Narasi 
  1. Unsur paling penting dalam narasi adalah perbuatan lalu tindakan.
  2. Narasi tidak hanya menyampaikan kejadian ataupun peristiwa (karena deskripsi juga demikian).
  3. Unsur lain yg diperhatikan adalah waktu.
  4. Narasi adalah suatu bentuk wacana yg sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yg dijalin lalu dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yg terjadi dalam satu kesatuan waktu.
  5. Atau suatu bentuk wacana yg berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yg sudah pernah terjadi.
  6. Narasi berusaha menjawab pertanyaan: "Apa yg sudah pernah terjadi?"
  7. Narasi yg bertujuan untuk memberi informasi agar pengetahuan pembaca lebih luas disebut narasi ekspositoris.
  8. Narasi yg disusun lalu disajikan sekian macam sehingga mampu menimbulkan daya khayal serta berusaha menyampaikan sebuah makna melalui daya khayal yg dimilikinya disebut narasi sugestif.
Narasi yg sugestif umumnya bertalian dengan tindakan ataupun perbuatan yg dirangkai dalam suatu peristiwa ataupun kejadian.

Hal-hal lain yg berkaitan dengan narasi sugestif adalah:
  1. seluruh rangkaian kejadian berlangsung dalam satu kesatuan waktu,
  2. sasaran utama bukan memperluas pengetahuan, tetapi memberi makna atas kejadian sebagai suatu pengalaman,
  3. sasaran adalah makna kejadian, lalu melibatkan daya khayal,
  4. rangkaian peristiwa disajikan merangsang daya khayal,
  5. pembaca menarik makna baru,
  6. menyediakan kematangan mental.
Beberapa bentuk khusus narasi, di antaranya adalah (1) autobiorafi lalu biografi, (2) anekdot lalu insiden, (3) sketsa, serta (4) profil.

Sumber : Pendalaman Materi Bahasa Indonesia: Unram.

Sabtu, 14 Desember 2019

Menulis Paragraf Deskripsi

Pengertian Deskripsi

Deskripsi adalah penggambaran, pelukisan, pemerian, ataupun pendeskripsian dengan kata-kata, suatu benda, tempat, suasana, ataupun keadaan.

Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisan, becus ‘melihat’ apa yg dilihatnya, becus ‘mendengar’ apa yg didengarnya, becus ‘mencium’ apa yag diciumnya, becus ‘mencicipi’ apa yg dimakannya, becus ‘merasakan’ apa yg dirasakannya, sehingga sampai dengan ‘simpulan’ yg sama dengannya.

Dengan demikian deskripsi merupakan hasil observasi melalui pancaindra  yg disampaikan melalui bahasa (kata, frasa, kalimat).
Lihat Juga: Menulis Paragraf Narasi (Cerita)
Jenis-Jenis deskripsi

Secara garis besar, deskripsi dibagi menjadi dua bentuk:
1. Deskripsi ekspositori, yaitu deskripsi yg penyajiannya sangat logis, yg berupa daftar rincian secara lengkap, ataupun yg menurut penulisnya dianggap sebagai hal-hal yg penting, yg disusun menurut sistem lalu urutan-urutan logis objek yg diamati.

Setiap benda, setiap tempat, setiap suasana mempunyai logika urutan-urutan sendiri. Misalnya, asalkan Anda mau mendeskripsikan rangkaian kereta api, maka urutan-urutan logisnya, umumnya, pastilah dari depan, yakni lokomotifnya, lalu bergeser ke gerbong-gerbong yg mengekor lokomotif tersebut.

2. Deskripsi impressinonis ataupun deskripsi stimulatif adalah deskripsi yg menggambarkan impresi penulis dengan tujuan menstimulasi pembacanya. Deskripsi ini lebih menekankan dengan impresi ataupun kesan penulis ketika melakukan observasi terhadap suatu objek ataupun benda ataupun suasana tertentu.

Urutan-urutannya adalah subjektif. Misalnya, penulis becus mendeskripsikan hal-hal yg kurang jorok, berangsur-angsur ke hal-hal yg jorok, lalu diakhiri dengan bau. Dapat pula seorang penulis memulai tulisannya dari kesan yg paling kuat hingga yg tidak memiliki kesan sama sekali.

Perhatikan ilustrasi di bawah ini.
Realita
Contoh 1:
Bus kota di Jakarta banyak yg sudah reyot, kebersihannya pun tidak terpelihara. Di lantai bus banyak berserakan segala macam sampah lalu debu. Para penumpang selalu berjubel, lalu mereka biasanya meludah seenaknya di lantai bus. Ada pula banyak tukang copet di dalam bus, lalu mereka tidak pilih bulu. Lelaki, wanita, tua, muda, semua yg lengah pasti dicopet. Biasanya ada pula penjaja majalah, yg menawarkan majalah aneka warna, dengan harga murah, tetapi tenyata majalah yg mereka jual adalah tiga tahun yang  lalu.

Fakta
Contoh 2:
Ketika saya sedang menaiki bus kota kemarin, di pintu saya dihadang dua orang tukang copet. Mereka berpakaian parlente, salah-salah lihat seperti mahasiswa, karena membawa buku lalu map-map. Ketika saya melewati mereka, mereka mencoba meraba saku saya, tapi saya cukup waspada. Seorang wanita yg terangkat di belakang saya tiba-tiba menjerit kehilangan dompet. Kedua ‘mahasiswa’ itu segera turun lalu menghilang di antara kerumunan orang-orang di terminal.

Di lantai bus banyak berserakan sampah. Udara di dalam bus sangat berbahaya karena penumpangnya penuh sesak. Untung saya mendapat tempat duduk di dekat jendela, tetapi pengampu yg duduk di samping saya batuk-batuk, lalu meludahkan dahak seenaknya ke lantai bus.

Bus masih belum berangkat walaupun sudah penuh sesak. Melalui jendela bus ada orang yg menawarkan majalah aneka warna. Murah, cuma lima ratus rupiah. Orang tua yg batuk-batuk itu membeli sebuah. Ketika bus mulai bergerak, tiba-tiba pengampu itu memaki, “Sialan! Terbitan tiga tahun yg lalu!”


Sumber : Pendalaman Materi Bahasa Indonesia: Unram.

Minggu, 15 Desember 2019

Jenis-Jenis Karangan

Ada lima jenis karangan:
1. Eksposisi, yaitu karangan yg berisi penjelasan-penjelasan ataupun paparan yg becus memperluas pengetahuan pembaca.

Contoh:
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti ataupun membaca secata seksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat bersama rinci. Misalnya,  mengetahui hal-hal yg diperlukan.

2. Argumentasi, yaitu karangan yagn berisi pendapat yg disertai pembahasan logis bersama diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.

Contoh:
Air yg tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas bersama di selokan harus dibersihkan. Air yg tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena hendak menjadi sarang nyamuk. Nyamuk hendak bertelur bersama berkembang  biak di genangan air tersebut.

3. Persuasi, yaitu karangan yg berisi imbauan ataupun ajakan kepada orang-orang tertentu, kelompok ataupun masyarakat tentang sesuatu. Agar hal yg disampaikan itu becus mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan bersama fakta-fakata.

Contoh:
Penggunaan pestisida bersama pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman bersama memberantas hama. Pestisida justeru becus mencemari lingkungan bersama menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yg tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

4. Narasi, yaitu karangan yg berisi cerita, ada pelaku, peristiwa, konflik, bersama penyelesaiannya.

Contoh:
Hafiz terkejut mendengar suara kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung. Ketika itu tampaklah oleh Hafiz mata air berbusa-busa demam ke atas ke atas dengan cepat, besar, bersama jernih.
Lihat juga: Menulis Paragraf Narasi (Cerita)
5. Deskripsi, yaitu karangan yg berisi pengalaman suatu yg dilihat, dirasa, didengar, dialamai, bersama sebagainya, sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, merasa, mendengar, mengalami, bersama sebagainya, apa yg digambarkan tersebut (memfungsikan pancaindra si pembaca).

Contoh:
Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkelap-kelip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam.

Pendeskripsian tersebut mengaktifkan indra pengelihatan/mata, perasa/peraba, bersama pendengaran/telinga.

Jumat, 22 November 2019

Cara Menulis Naskah Drama Berdasarkan Cerpen

Pengertian Cerpen dengan Drama
Cerpen merupakan cerita pendek yg mengisahkan konflik para pelaku, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nasip tokoh.

Sedangkan drama merupakan komunikasi, situasi, dengan aksi (segala yg terlihat dalam pentas) yg menimbulkan perhatian dengan ketegangan dengan pendengar ataupun penonton.

Lihat juga: Contoh Soal Melengkapi Kutipan Naskah Drama

Perbedaan Cerpen dengan Drama
Cerpen dengan drama memiliki perbedaan. Perbedaan cerpen dengan drama sebagai berikut.
  1. Cerpen merupakan uraian cerita, sedangkan drama merupakan dialog antartokoh.
  2. Cerpen berupa penggambaran,sedangkan drama menyajikan adegan secara langsung berupa akting.
  3. Cerpen hanya berupa penggambaran latar belakang, sedangkan drama memiliki unsur tata artistik (tata rias, tata busana, tata panggung).
  4. Cerpen angsal dipentaskan semisal diubah menjadi teks drama.
Cara Menulis Naskah Drama Berdasarkan Cerpen
Cerpen angsal diubah menjadi drama. Hal-hal yg perlu dilakukan untuk mengubah cerpen menjadi bentuk drama sebagai berikut.

1. Menghayati tema cerpen. Tema merupakan ide pokok yg mendasari penarasian sebuah cerita. Berangkat dari tema angsal diketahui ide pokok sebuah cerita.

2. Cerpen dibagi menjadi beberapa bagian penting dengan kemudian diubah menjadi babak. Cerpen biasanya terdiri atas beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut tentu memuat beberapa peristiwa penting yg melandasi cerita. Bab-bab yg tergolong penting itu selanjutnya diubah menjadi beberapa babak untuk memaparkan peristiwa-peristiwa tertentu.

3. Menyusun dialog berdasarkan konflik yg terjadi antartokoh. Tokoh-tokh yg terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai oleh suatu peristiwa yg di dalamnya memiliki konflik-konflik. Konflik-konflik yg terjadi antartokoh tersebut diubah menjadi dialog. Cara mengubah narasi menjadi dialog sebagi berikut.
  • Mengubah cara penulisan. Alinea ataupun paragraf-paragraf dalam cerpen diubah ke dalam bentuk percakapan ataupun dialog dengan drama.
  • Pernyataan kalimat langsung dalam cerpen diubah menjadi dialog dengan menggunakan tanda titik dua (:), kemudian diikuti dialognya.
  • Keterangan yg bersifat informasi dengan naratif ataupun menjabarkan dalam cerpen dibuat menjadi keterangan penyerta pelaku dalam naskah drama. Keterangan tersebut ditulis di luar dialog dengan ciri tanda kurung ( ... ).
4. Membuat deskripsi ataupun keterangan untuk menjelaskan latar, akting, ataupun  lighting

Demikianlah ulasan tentang cara menulis naskah drama berdasarkan cerpen. Semoga bermanfaat.